Ditemui di Paviliun Indonesia di level 6 Senayan City Jakarta usai artist talk, Tintin Wulia menceritakannya.
"Ini area site Paviliun Indonesia yang masih kosong, hanya 10 % dari punya tetangga yang besar-besar. Saat pertama melihat ruangan saya bilang wow kecil tapi di situlah, gimana caranya nangkep orang datang ke dalam sini," ungkap Tintin Wulia kepada detikHOT, Selasa (20/6/2017) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal white cube ini yang selama saya berkarya 14 tahun saya hindari. Karena apa? White cube itu memutus benda dari jaringan sosialnya. Lalu saya memikirkan gimana caranya supaya terkoneksi dengan yang lalu. Ya benda tidak hanya jadi sebuah benda," tutur Tintin Wulia.
Dari situ dia mulai membuat konsep karya seni yang paralel di dua negara dan saling berhubungan. Pengunjung yang datang di Venesia dan Senayan City saling terkoneksi serta terlihat di layar monitor karya seni instalasi 'Not Alone'.
![]() |
Pada akhirnya karya-karya yang ditampilkan Tintin, lanjut dia, berhasil keluar dari konteks white cube.
"Ya meski pas hari-hari awal pembukaan Venesia koneksi internet error, atau masih banyak terkendala teknis. Saya sudah mendapatkan respons positif dari kurator, dan publik," pungkas Tintin Wulia.
Tintin Wulia mulai berkarya sejak awal 2000-an lewat medium video. Di masa itu, dia aktif mendirikan ruang alternatif khusus film pendek bernama MiniKino. Setelah OK.Video 2003, Tintin mulai dikenal publik dan kerap berpameran kolektif.
Tinggal dan bekerja di Brisbane, Australia, karya-karyanya sudah dipajang di biennale dan pameran mancanegara lainnya. Di antaranya Istanbul Biennal (2005) Yokohama Triennial (2005), Jakarta Biennale (2006 dan 2009), dan juga Biennale Moskow, Gwangju Biennale, Asia Pasific Triennial, serta Biennale Sharjah.
(tia/doc)