Program residensi secara virtual akan mempertemukan seniman Indonesia dan internasional, serta kolaborator dari komunitas-komunitas. Salah satu kurator OK.Video 2017, Julia Sarisetiati, mengatakan program Open Lab ini merupakan hasil kerjasama beberapa pihak lembaga arsip independen dengan OK.Video Festival.
"Mengingat program ini dikerjakan secara virtual, residensi ini berhasil memangkas 15 persen biaya dibandingkan residensi yang dilakukan secara langsung ke lapangan," tutur Julia Sarisetiati, dalam keterangan yang diterima, Senin (12/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program residensi virtual berjalan dalam rentan waktu dua bulan penuh, dari 1 Juli hingga 30 Agustus 2017. Serta terdiri dari tiga tahap, yakni dialog, produksi, dan presentasi.
"Para peserta residensi tidak harus hadir fisik di Jakarta tapi wajib hadir melalui internet. Hasil dari residensi akan menjadi bagian dari pameran atau publikasi festival," ujar Julia Sarisetiati.
Bagi seniman yang ingin mengikuti program residensi virtual, ada beberapa syarat. Di antaranya adalah mengirimkan riwayat hidup terbaru, mengirimkan surat motivasi maksimal 300 kata, proposal proyek yang menguraikan bagaimana residensi virtual berhubungan dengan isu pangan sebagai tema festival.
Kiriman proposal dari seniman akan diseleksi oleh tim kurator dan tim riset OK.Video. Tiga proposal terpilih akan dihubungi lewat wawancara serta diumumkan pada 25 Juni mendatang lewat akun media sosial OK.Video Festival.
Baca Juga: 73 Seniman dari 21 Negara Ikuti OK.Video-Indonesia Media Arts Festival 2015
(tia/tia)