"Saya butuh riset mendalam dan akurat untuk menyampaikan sensasi hidup yang ada di dalam novel 'The Ministry of Utmost Happiness'," tuturnya dikutip dari berbagai sumber, Jumat (16/6/2017).
Novel ini diawali dengan kisah Anjim, sebuah hijrah seseorang yang tidak diidentifikasi sebagai perempuan maupun laki-laki. Kisah Anjum diceritakan Arundhati Roy dengan nada sensual. Tapi dari sana, novel itu pecah dengan berbagai macam hal dalam kehidupan sejumlah orang buangan dan eksentrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novel setebal 400 halaman itu juga berisi mulai dari surat hingga rumusan abstrak yang mendekati genre thriller politik. Arundhati Roy mengatakan ide-ide dan karakter dalam novel selalu muncul dalam benaknya.
"Mereka (karakter) selalu menyerang saya dan mereka seperti melakukannya. Anda mendapatkan pesan teks aneh di telepon Anda, ada televisi, dan banyak hal yang terjadi. Ini hidup semua retak, tidak ada satu pun perasaan," kata Arundhati Roy.
Waktu dua dekade yang dibutuhkan Arundhati Roy jika dianggap sebagai cara fiksi untuk 'tidak taat'.
"Jika fiksi menjadi tidak taat, itu akan menjadi tidak relevan," pungkasnya.
Baca Juga: Cerita Sketsa Monumen Selamat Datang S.Sudjojono yang Fenomenal
(tia/dar)