Mulai dari awal tahun dengan pameran karya Entang Wiharso dan Sally Smart yang berjudul 'Conversation: Endless Acts in Human History'. Dilanjutkan dengan pameran tunggal Srihadi Soedarsono, Hanafi, Titis Jabaruddin, Arfial Arsad Hakim, V.A Sudiro, Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia 'Manifesto V: Arus', R.B Ali, hingga pameran terbesar '17:|71: Goresan Juang Kemerdekaan' koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia.
Hingga pameran South East Asia Plus (SEA+) Triennale 2016 "Encounter: Art From Differents ands'. Dilanjutkan yang tak kalah dikunjungi publik adalah eksibisi fotografi 'Abad Fotografi' berjudul 'The Age of Photography'. Serta Jakarta Contemporary Ceramics Biennale (JCCB-4) yang tengah berlangsung hingga 22 Januari mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk jumlah pengunjung kami mengalami lonjakan yang cukup tajam, yakni mencapai angka 57 persen dibandingkan tahun lalu. Angka total 231.747 pengunjung tidak tersebut pameran keliling di daerah lainnya. Di tahun 2015, kami mendapatkan angka 139.470 pengunjung," kata Andre saat jumpa pers 'Akhir Tahun 2016' di ruang seminar GNI, Rabu (21/12/2016).
Jumlah seniman pun meningkat sebanyak 851 seniman dengan total 1888 karya seni yang dipamerkan. Tahun lalu, hanya 808 seniman yang berpartisipasi dan total 1365 karya seni. "Karya seni yang dipamerkan ada yang baru dan lama. Ada patung, lukisan, instalasi, dan yang sekarang lagi dipamerkan adalah keramik," tutur Andre.
(tia/tia)