Persoalan 'fashion' diangkat oleh tim kurator di ajang Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) tahun ini untuk pertama kalinya. Tak hanya membicarakan tentang seni dan desain, namun penyelenggara ICAD ingin merambah ke persoalan 'fashion'.
Diselenggarakan di GrandKemang Hotel, Kemang, Jakarta Selatan, di salah satu ruangan hotel, terdapat karya yang dipajang oleh empat seniman beragam latar belakang. Mereka adalah Anton Ismael, Marishka Soekarna, Felicia Budi, dan Tommy Ambiyo. Ketika mencapai pintu masuk ruang galeri, tengoklah ke arah kanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Desainer di balik suksesnya 'BYO' itu gemar mengeksplorasi bentuk dan material dalam karya. Salah satunya dengan pengolahan sistem modular. Di seberangnya, ada karya seni instalasi Marishka Soekarno. Pegiat seni kelahiran Bandung ini menampilkan kreasi kalung sebagai aksesori wanita di dalam sebuah rumah kelap-kelip.
"Rumah adalah simbol dari Marishka yang seorang ibu dan seniman. Saya mengambil inspirasi dari organ reproduksi perempuan dan praktik industrial rumah tangga," jelasnya.
![]() |
Selain itu, masih ada desainer muda kelahiran Semarang, Felicia Budi. Dia menciptakan dua buah gaun berwarna hitam yang digantung. "Gambar perasaanmu di baju-baju ini," tulis penjelasan di samping karya Felicia.
Pengunjung yang berdatangan pun mencoba untuk menggambar maupun menuliskan apa yang dirasakan hari itu. Kurator pameran Ika Vantiana mengatakan eksibisi fringe dari ICAD yang berjudul 'What You See Is Not What You Get' merupakan karya fashion eksperimental.
![]() |
"Kami mengundang seniman-seniman dari banyak background untuk mencoba membuat karya fashion eksperimental. Karena temanya adalah eksperimental," terang Ika.
Pameran 'What You See Is Not What You Get' atau disingkat 'WUSINWUG' masih bisa dilihat secara gratis di GrandKemang Hotel hingga 7 Desember mendatang! Jangan sampai kelewatan ya!
(tia/dar)