Gus Dur hingga Gurita Raksasa, Menikmati 4 Karya Seni di Komunitas Salihara

Gus Dur hingga Gurita Raksasa, Menikmati 4 Karya Seni di Komunitas Salihara

Tia Agnes - detikHot
Senin, 26 Sep 2016 10:45 WIB
Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Mural karya Indyra menyapa pemberhentian pertama di sesi tur media dan publik di pameran 'Di Ruang-ruang Terbuka Salihara', akhir pekan lalu. Terinspirasi dari patung 'The Thinker' karya pematung Prancis Auguste Rodin, Indyra menjadi salah satu dari empat patung yang berpameran serta merespons ruang-ruang terbuka di komunitas seni tersebut.

Mural trimatra yang berjudul 'Be a Daydreamer & A Night Thinker' berada di dinding kamar kecil depan pintu masuk Teater Salihara. "Saya sengaja mengambil di pojokan, karena pertemuuan dari dua tembok," ujar Indyra saat ditemui di Komunitas Salihara, kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (24/9) lalu.

Baca Juga: Ada Gurita Raksasa di Rooftop Bangunan Komunitas Salihara

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sosok Auguste Rodin juga sengaja dipilih Indyra sebagai representasi dari Komunitas Salihara sebagai pusat seni yang memperjuangkan kebebasan berpikir dan berkreasi. Di karya kedua, publik bisa menjumpai di instalasi ciptaan Made Gede Wiguna Valasara di dinding Teater Salihara. Sekelompok burung berwarna putih dan merah tengah terbang meninggalkan habitat mereka.

"Karyanya terbuat dari fiberglass, tentang migrasi burung-burung ke habitat yang lain. Valasara ingin menegaskan bahwa pembangunan seharusnya bisa dilakukan tanpa merusak alam," ujar Dewan Kurator bidang seni rupa, Asikin Hasan.



Berlanjut ke lantai dua, persis di depan Galeri Salihara terdapat patung Gus Dur yang berwarna serba putih. Berjudul 'Gus Dur: Tuhan Tidak Perlu Dibela' karya Purjito, patungnya menampilkan sosok Gus Dur tengah duduk di sebuah bangku kayu. Asikin menjelaskan Purjito memilih Gus Dur sebagai tokoh keberagaman di Indonesia.

"Judulnya 'Tuhan Tidak Perlu Dibela' berasal dari tulisan Purjito di Majalah Tempo, karena Tuhan itu Maha Besar dan memang tidak perlu dibela. Gambaran Gus Dur sejalan dengan misi dan visi Salihara," kata Asikin.

Proses pengerjaannya sendiri dikumpulkan lewat bahan foto-foto milik Gus Dur yang tersebar di media-media. Karya terakhir adalah patung 'Gurita Salihara' yang terbuat dari media bambu dan berada di Anjung Salihara, Jakarta Selatan. Karya seni instalasi raksasa ini menjulang gagah di atas rooftop salah satu bangunan.

Tertarik melihat empat karya seni dari empat perupa Tanah Air yang bertebaran di setiap ruang Komunitas Salihara? Karya-karyanya masih bisa dilihat sampai 6 November mendatang!

(tia/dar)

Hide Ads