Seperti Variety Show, EKI Dance Company Sukses Gelar Pertunjukan Campur Aduk

Seperti Variety Show, EKI Dance Company Sukses Gelar Pertunjukan Campur Aduk

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 13 Mei 2016 17:15 WIB
Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - EKI Dance Company hadir dengan nuansa yang lebih segar, baru, dan kekinian. Bertujuan mendekatkan kepada pecinta seni generasi muda, sanggar tari yang berdiri tahun 1996 itu menggelar pementasan campur aduk layaknya 'variety show' di layar kaca. Tapi dalam ranah seni pertunjukan intim di Teater Kecil, kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat dari 12-13 Mei.

Di penampilan perdananya, EKI Update v.1.0 mengusung tema 'EtnikKekinian. Tarian 'Windu Mataya' karya Rusdy Rukmarata yang pernah tampil di Galeri Nasional Indonesia saat malam pembukaan pameran tunggal Srihadi Soedarsono '70 Tahun Rentang Kembara Roso' dipercaya sebagai pembuka, pada Kamis (12/5/2016) malam. Sembilan penari berpakaian tradisional Jawa membawakan tarian bedhaya yang dicampur dengan kontemporer.

Dilanjutkan dengan tarian 'Opposite Attract' sebagai kolaborasi kultur Tiongkok dan Jawa karya koreografer muda Siswanto Kjack Kodrata. "Penari tunggal perempuan saling jatuh cinta dengan pria Jawa," ujar host Uli Herdiansyah sekaligus produser EKI Updatte v.1.0 #EtnikKekinian dari atas panggung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain diselingi talkshow dari wilayah kreatif, pertunjukan campur aduk tersebut juga diselingi oleh musisi Oni Krisnerwinto, dan desainer Luwi Saluaji. Serta empat koreografer muda yang membuat koreografi dalam pertunjukan mini EKI Dance Company.

Baca Juga: Ketika Shinta Dituduh Selingkuh oleh Rama di Tarian 'Sita Rasmi'

Dalam pertunjukan berdurasi hampir dua jam, tarian yang terinspirasi oleh hewan juga ditampilkan. Yakni, Geger Ceker karya Kreshna 'Pecenk', Enggang Genit karya Yulianto Pranoto, dan Bala Turangga ciptaan Rusdy Rukmarata. "EtnikKekinian kami hadirkan sebagai tema di bulan ini, tiga bulan lagi kami akan menggelar pertunjukan serupa, dengan whatever yang bertemakan tarian dan teknologi," ucap Aiko Senosoenoto.



Mengusung tema etnik, Rusdy Rukmarata sebagai koreografer dan pendiri EKI mengungkapkan tema etnik mengikuti penonton yang semakin kekinian. "Yang kami buat ini, tariannya pendek-pendek durasinya dan seperti segmen televisi," ucap Rusdy.

Meski banyak penari dan koreografer yang terbilang masih memakai pakem tradisi, lanjut Rusdy, sekarang ini masanya kontemporer dan dinamis.



"Bagi saya yang penting itu masih ada penonton yang suka dengan durasi pendek, ketika mereka terjebak macet maka mereka menonton yang singkat dan praktis," lanjutnya.

Pementasan campur aduk EKI Dance Company ditutup dengan paduan suara energik plus tarian Yamko Rambe Yamko serta lagu 'Sorry' One Direction. Serta gelaran Kabaret Baliano. Tepuk tangan meriah menutup gelaran malam itu. Nanti malam, masih ada satu pertunjukan di lokasi yang sama pukul 19.30 WIB!

(tia/mmu)

Hide Ads