Kampanye dan Project Seni Nova Eliza Lewat 'Stop Violence with Art'

Jakarta - Maraknya kasus kekerasan yang terjadi terhadap perempuan membuat Nova Eliza jengah. Gerakan yang dibentuk bernama Suara Hati itu mengkampanyekan anti kekerasan melalui sebuah project seni.

Sebelum menyambangi Jakarta, Suara Hati lebih dahulu mendatangi tiga kota besar di Tanah Air dalam bentuk pameran foto. Ditemui di Pusat Kebudayaan Belanda, Erasmus Huis, Jakarta Selatan, sebelum pembukaan acara Suara Hati, Nova sebagai pemrakarsa Suara Hati mengatakan rangkaian acaranya sudah dimulai sejak Desember 2015 lalu.

"Suara Hati membuat project seni yang sudah dijalankan dari Desember 2015 lalu. Ada banyak sekali kasus kekerasan baik itu KDRT atau kekerasan seksual terhadap perempuan. Dan aku terus memperjuangkan agar masyarakat peduli terhadap isu ini," katanya, Kamis (12/5/2016) malam.

Dengan mengemas project yang berjudul 'Stop Violence with Art', Nova bersama tim Suara Hati menggelar sebuah pameran foto, pementasan tari, musik etnik, tarian etnik, seni bertutur cerita persembahan Alunada, Rumoh Budaya sekaligus diskusi bersama di Erasmus Huis Hall, Jakarta. Eksibisi fotonya menampilkan ekspresi wajah dari 60 public figure perempuan Indonesia.

"Aku pendiri Suara Hati dan sedang mengumpulkan dana untuk korban kekerasan, spesiifik korban konflik di Aceh dan mengumpulkan dana dari pameran foto malam ini. Dari foto itu, aku gencar cari donasi untuk modal usaha korban kekerasan perempuan juga," ungkapnya lagi.

Suara Hati yang menggusung slogan 'Oleh Perempuan dan Untuk Perempuan' merupakan kampanye atau proyek seni yang menggunakan seni fotografi, musik etnik, seni bertutur cerita, dan memberikan edukasi kepada publik. Kampanye yang dilontarkan Nova berdasarkan data yang dikeluarkan Komnas Perempuan, tahun lalu terdapat 296.000 kasus kekerasan terhadap perempuan. Tahun ini meningkat menjadi sekitar 329.000 kasus. Serta 70 % kekerasan pelakunya adalah orang-orang terdekat korban.

"Isu ini semakin memprihatinkan. Seperti kasus Yuyun, secara pribadi aku pinginnya dihukum berat tapi apakah itu menghentikan mereka. Kalau ada kejadian lagi seperti ini, jangan didiamkan dan menguap medianya. Lewat kegiatan sosial dan project seni, aku ingin mengkampanyekan persoalan ini," tambah Nova.

Duta Besar Kerajaan Belanda di Jakarta, Rob Swarthol mendukung kampanye Suara Hati lewat 'Stop Violence with Art'. "Kami merasa terpanggil untuk menyebarkan edukasi mengenai permasalahan tindak kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Indonesia. Kami ingin para perempuan dapat berkarya secara maksimal di bidangnya masing-masing," tuturnya.

Tiga kota yang disambangi Suara Hati sebelum Jakarta lewat 'Photo Art Exhibition' adalah Bali (18 Januari-13 Januari 2016 di Beach Walk Kuta) dan Yogyakarta (15-23 Februari 2016 di Plaza Ambarukmo), dan Makassar (22 Maret 2016 di Hotel Horison). (tia/tia)