Pada Festival Printemps Français 2015, Doulce Mémoire melakukan tur di Indonesia dan bertemu musisi tradisional Sunda bernama Yoyon Darsono, penembang Hendrawati Ashworth dan Dede Suparman. Tahun ini mereka berkolaborasi dalam proyek musikal yang akan membawa dalam penjelajahan keagungan ensambel kerajaan Sunda sampai kerajaan di Prancis.
Denis Raisin Dadre yang membentuk ensambel Doulce Memoire di tahun 1989 mengatakan tantangan terbesar di pertunjukan terletak pada kendala bahasa serta tidak tersedianya buku atau naskah tertulis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua dilakukan secara langsung bertemu dan latihan bersama. Namun musik memiliki kekuatan besar sebagai bahasa pengantar dalam berkomunikasi dengan orang dari kultur berbeda. Hasilnya, adalah persembahan perpaduan musik abad ke-14 Prancis dengan musik Sunda kuno dalam sebuah konser perjalanan musikal," ujarnya dalam keterangan yang diterima detikHOT, Rabu (4/5/2016).
Sementara itu, pengamat seni dan budaya Yoyon Darsono yang juga tergabung dalam Komodo Project bersama drummer Gilang Ramadhan dan bassist Pra Budi Dharma senang bisa bergabung dengan seniman Prancis di project Printemps Francais kali ini.
Setelah pertunjukan di Jakarta, dua kelompok seniman Prancis-Indonesia akan mementaskannya di Bali (7 Mei) di Bentara Budaya Bali. Sebelumnya pentas serupa digelar di Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.
(tia/ron)