Pameran tunggal keduanya akan menampilkan lima lukisan terbaru yang belum pernah dipublikasikannya dari tahun 2012-2014. Lukisannya menggambarkan tentang sosok tokoh manusia super yang berakar pada budaya Indonesia.
Karyanya kerap mengomentari persoalan sosial dan budaya pop global. Banyak gambar, kritik sosial, dan ikonografi yang melampaui batas budaya. Seperti dalam lukisan 'Old Masters', Masriadi membuat gambar prajurit samurai tradisional Jepang tapi bersandingan dengan simbol modern.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karya Masriadi menawarkan tema yang cerdas dan sering mengigit komentar soal kehidupan kontemporer dan budaya pop global. Gaya kartun Masriadi juga selalu bombastis dan memukau, menarik pengunjung dengan cepat untuk mengungkapkan lensa kritis pada simbol sosial," kata perwakilan galeri, seperti dikutip detikHOT, Rabu, (27/8/2016).
Seniman yang berbasis di Yogyakarta lahir pada 1973. Ia belajar seni di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan menerima pengukuhan dari Asia Arts Award dari Asia Society di tahun 2013.
Dia dianggap sebagai seniman kontemporer terbaik di Asia Tenggara. Karyanya yang berjudul 'The Man From Bantul (The Final Round)' terjual lebih dari $ 1 juta di Balai Lelang Sotheby Hong Kong pada 2008 lalu. Hal tersebut menetapkan rekornya di balai lelang sebagai seniman kontemporer yang lukisannya terjual paling mahal kala itu.
(tia/tia)