"Kebanyakan buku anak-anak selalu mengedepankan pesan moral daripada cerita sebagai bentuk kebijaksanaan. Padahal anak-anak lebih butuh imajinasi yang akurat, dan critical thinking. Buku anak-anak yang sekarang ini justru artifisial," katanya ketika dihubungi detikHOT, Jumat (22/4/2016).
Menurutnya, Indonesia sudah memiliki jumlah penulis buku anak-anak yang mumpuni. "Yang kurang itu kedalamannya dan membaca beyond the text, karena sifatnya tekstual. Kemampuan beyond everything, bukan cuma teks," lanjut Clara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut yang membuat Clara selalu menulis buku anak-anak yang imajinatif dan berbeda dari penulis bergenre tersebut. Selain itu, Clara juga mengkritik persoalan minat baca masyarakat Indonesia yang rendah. Dalam sebuah penelitian, Indonesia selalu berada di nomor buncit, dibandingkan negara-negara lainnya, seperti Singapura dan Malaysia.
Clara Ng segera menerbitkan buku berjudul 'Dru dan Kisah Lima Kerajaan' di Gramedia Central Park Mall, lantai 3, pukul 13.00-15.00 WIB, besok. 'Dru dan Kisah Lima Kerajaan' menceritakan tentang seorang gadis cilik yang mencari selendangnya yang hilang. Di perjalanan, ia bertemu dengan lima raja yang kesepian. Seekor Keong Emas bertutur asal usul Pohon Kalpataru, membuka perjalanan menembus jagat, untuk menebus satu kesalahan.
(tia/dal)