Kolaborasi antara seniman dua negara melibatkan seniman dari tiga kota Tanah Air (Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta) dengan latar belakang seni multidisiplin. Yakni, pementasan dengan unsur boneka, wayang, musik, dan desain grafis.
"Kolaborasi ini menjadi spesial karena untuk pertama kalinya kami bekerja sama bareng dengan seniman Indonesia," ujar Anne Bitran dalam temu media terbatas di Mediatek IFI Jakarta, Rabu (16/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Oktober tahun lalu kami bertemu dengan banyak seniman, kami bertemu dengan Marginal Community, dan kami memilih sendiri artist yang ingin kami ajak bekerja sama. Ada Heri Dono, the famous painter yang siapa sih nggak tahu Heri Dono," cerita Anne.
Ia kembali menyebutkan beberapa nama seniman ternama Tanah Air yang selain mengerjakan wayang The Bird. Di project kali ini, sketsa gambar dikreasikan oleh seniman Indonesia yaitu Bob dari Marjinal Kolektif Jakarta, Heri Dono dari Yogyakarta, Gepeng Dewantoro dan Herry Dim dari Bandung. Pewayang dan teknisi dari Indonesia ada Andi, Rangga, Andro, Sugeng dan beberapa orang lainnya.
Sementara itu, elemen Prancis hadir lewat sketsa dari seniman Gallia Vallet dan Martina Menconi. Mereka akan memproyeksikan ke wayang layang The Bird melalui overhead projector.
"Unsur yang nggak boleh dilewatkan adalah musik. Kami bekerja sama dengan Senyawa. Musiknya sangat menyentuh dan kami sangat kagum dengan instrumen yang dihadirkan di The Bird," tambah Anne.
Tim Les Remouleurs bersama tim seni Indonesia terlebih dahulu melakukan residensi di Yogyakarta pada 3-15 Maret 2016. Pentas yang nantinya menampilkan sebuah wayang layang besar dengan ukuran sayap mencapai 8 meter akan terbang menuju langit. Ditemani oleh gambar-gambar ciptaan seniman Indonesia dan Prancis. Rencananya, pertunjukannya digelar pada Mei mendatang dalam rangka Printemps Francais di Jakarta. (tia/nu2)