Ia menuliskan, "Di penduduk asli Amerika, ada beberapa penyihir yang diterima, dipuji dalam sukunya, mendapatkan reputasi untuk penyembuhan obat atau menjadi pemburu yang luar biasa. Namun, sebagian lainnya punya kepercayaan yang seringkali membuat mereka kerasukan roh jahat," tulis Rowling.
Reaksi yang terjadi adalah tanggapan dari pembaca buku-buku Rowling. Termasuk, Native American. Salah satunya adalah Dr.Adrienne Keene, seorang blogger Native Appropriations yang memposting ke akun Twitter Rowling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 200 Koleksi Pribadi Joan Rivers Dilelang Rp 6,4 M
"Kami makhluk tidak ajaib dan masyarakat kontemporer yang masih tinggal di sini. Dan masih menjalani tradisi rohani kita, tradisi yang tidak mirip dengan dunia sihir yang sepenuhnya imajiner," tambahnya lagi.
Seorang pengikut akun Twitter Rowling @fangirlJeanne juga mengkritik hal yang sama. "Fandom Harry Potter dipenuhi oleh microaggressions rasis antara penduduk asli Amerika atau yang tidak," kicaunya.
'The History of Magic in North America' dimulai dari penjelasan setting dari abad ke-14 sampai 17.Β Di cerita berikutnya, Rowling mengisahkan tentang legenda asli Amerika yang bernama 'skin-walker', penyihir yang bisa berubah menjadi binatang. Legenda yang tumbuh ini bahkan kabarnya bisa mengorbankan anggota keluarga terdekatnya untuk mendapatkan kekuatan sihir.
Di cerita kedua, nantinya Rowling akan melanjutkan cerita tentang komunitas penyihir Amerika lainnya. Topik lainnya juga akan membahas tentang asrama Ilvermorny yang ada di Amerika Utara, dan tentang persidangan Kementerian Sihir Amerika Serikat. (tia/mmu)