Diawali dengan periode 194-1952, Srihadi memajang sketsa dan drawing dari tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia dan situasi yang terjadi saat itu. Seperti karya 'Seorang Pejuang dalam Kereta Api' (1947), 'Rapat Umum Bung Tomo membalas larangan berbitjara' (1947), 'Presiden pertama RI, Soekarno (1947) sampai 'Mbak Susinah, penyanyi RRI Solo' (1947).
Di era tersebut, Srihadi juga membuat karya tentang Borobudur. Karya tersebut diciptakannya dari material pensil di atas kertas, yang nantinya tema 'Borobudur' kerap dilukisnya sampai sekarang ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilanjutkan pada era 1952-1959. Di masa ini, saat Srihadi berada di Bandung dan bepergian ke Bali. Beberapa karya sketsa dan drawing-nya menggambarkan suasana Bali kala itu, masyarakat yang sedang sembahyang di pura, para penari Bali dan beragam pemandangan lanskap dari Pulau Dewata.
![]() |
Tepat di bagian tengah, para pengunjung akan terkagum-kagum dengan 4 lukisan yang terbuat dari bubur kertas hasil residensinya di Singapura. "Ini adalah salah satu periode penting di karier Srihadi. Karena dia tidak berhenti belajar menggunakan material dan medium lainnya, selain kertas dan kanvas," kata kurator pameran Rikrik Kusmara.
Serta sebuah lukisan terbaru berjudul 'Bedaya Ketawang' atau 'The Energy of Beauty'. Lukisan tersebut pun menginspirasi koreografer EKI Dance Company, Rusdi Rukmarata membuat sebuah tarian kontemporer yang ditampilkan saat malam pembukaan pameran retrospektif, belum lama ini.
Lukisan berlatar warna merah darah itu memajang sosok 7 penari Bedhaya dan mengenakan pakaian tari Jawa tradisional berwarna hitam dan selendang (sampur) berwarna merah muda. Karya ini menjadi salah satu highlight dari karya Srihadi kali ini.
Harta karun selanjutnya berada di periode Amerika Serikat Ohio State University, 1960-1962. Di masa itu, Srihadi mendapatkan beasiswa dan memiliki kebebasan untuk berekspresimen dan melakukan eksplorasi dalam pengerjaan karya-karyanya. Khususnya dalam proses drawing dan pemanfaatan media cat air. "Saya merasa seperti menggunakan logika roso dalam berkarya dengan metode di Amerika," ujar Srihadi.
Di ruangan berikutnya, para pengunjung bakal menemui harta Srihadi ketika bepergian ke luar negeri bersama istrinya. Serta sebuah lukisan raksasa yang terdiri dari lima panel. Lukisan berlatar warna hitam tersebut menampilkan gambar keindahan Borobudur di sisi kanan bawahnya. Jika berada di kawasan Gambir Jakarta Pusat dan sempat melongok, mampirlah ke eksibisi tunggal Srihadi yang ditutup hari ini! Silakan berkunjung!
(tia/mmu)