'Derilium' Ellie Goulding: Album Emas yang Meninggalkan Orisinalitas

'Derilium' Ellie Goulding: Album Emas yang Meninggalkan Orisinalitas

Rendy Tsu - detikHot
Kamis, 04 Feb 2016 15:42 WIB
Jakarta -

“Sebagian diriku memandang album ini sebagai percobaan membuat album pop yang besar,” terang Ellie Goulding. “Aku membuat keputusan dengan sadar bahwa aku ingin berada di tingkatan lain”.

Ellie tidak membual. Ia memang berubah di album terbarunya, ‘Derilium’ (2015). Dan, keputusannya untuk berada di tingkatan lain, Ellie juga benar. Jika album debut ‘Lights’ (2010) merupakan menonjolkan sisi idealismenya saat itu dan 'Halcyon' (2012) bersinar lewat gemerlap elektronika dingin, 'Derilium' mengubahnya menjadi pop agresif dengan gambaran yang lebih besar. Sebuah tingkatan yang berbeda.

Pertanyaannya, mana yang terbaik? Sulit menjawabnya. Yang pasti, pada album ini, Ellie terlihat serius untuk berhadapan langsung dengan raksasa pop seperti Taylor Swift dengan para kolaboratornya di album '1989' mulai dari Max Martin, Ryan Tedder hingga Greg Kurstin, sang lebah dari duo The Bird and The Bee yang juga berkontribusi banyak di album 25 milik Adele. Bersama mereka, Ellie Goulding menciptakan beberapa lagu yang bagus, tidak kalah dengan ‘Love Me Like You Do’ (yang saya yakin Anda pasti sudah pernah atau mungkin bosan mendengarnya).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

'Derilium' dibuka dengan 2 menit ‘Intro’ ala soundtrack film epik karya Hans Zimmer yang menjelajah luas dunia dengan efek suara 3D membuka secara dramatis album ini. Tanpa berbasa-basi, ‘Aftertaste’ menghentak dengan energi sehebat Imagine Dragons memukul genderang perang. Barulah ‘Something In The Way You Move’ yang kemudian resmi membaptis Ellie Goulding untuk bergabung dengan perkumpulan “penyanyi-pop-terlalu-tua-untuk-lagu-kekanakan”, bersama Carly Rae Jepsen, Katy Perry, (atau Kylie Minoque).

Meski begitu, 'Derilium' seakan berjanji akan membuat anda menari; dari tarian Timur dalam ‘Keep on Dancin’ yang mirip ‘Come & Get It’ milik Selena Gomez. Trap pada ‘On My Mind’ dengan lirik yang seakan menandai gosip hubungannya dengan Ed Sheeran. (“You wanted my heart but I just liked your tattoos,”). Sedangkan mendengar ‘Around U’ akan membawa Anda untuk menari di pensi tahun 80-an.

Selain faktor 3 kolaborator utama Taylor Swift dalam '1989' yang digiring ke album 'Derilium', banyak hal yang membuat Anda akan menyamakan album ini dengan album teranyar Taylor Swift itu. Saya sependapat, apalagi lagu ‘Codes’ atau ‘Don’t Panic’ yang memiliki formula sama. Sebuah album emas yang meninggalkan orisinalitas.

Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.

(mmu/mmu)

Hide Ads