Lahir pada 30 Oktober 2015 lalu dari tiga orang penggagas yakni Josua Alessandro, Winta Paramita dan Aria Baja makin mengibarkan keeksisannya. Ketiga pendiri memiliki pengalaman di industri kreatif yang berbeda-beda.
"Karena kesepakatan bisnis, maka terbentuklah satu visi dan misi untuk mendukung, mengembangkan serta menjual para pekerja seni lokal beserta karyanya," ucap Winta Paramita, dalam keterangannya, Rabu (3/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bertujuan mengembangkan 'kreativitas' dan 'pasar seni', maka 'Triartspace' membawahi tiga hal. Yakni, agensi pekerja seni, konsultan pameran seni, dan toko seni online serta offline.
Untuk pertama kalinya pun, 'Triartspace' menggelar pameran seni mini dengan judul "HELLO?" yaitu pameran dua tahunan yang sering digelar oleh Artotel Thamrin setiap tahunnya. Para seniman yang berpartisipasi di pameran adalah Bayu Santoso dari Jogja, Dewi Yusup, Imel Untoro, Novanda Prayogata, Adiputra Singgih, Ruth Marbun, Mule Muliawan, Kemala Putri dan tentunya Ronny Pratama.
Eksibisi akan dibuka pada 4 Februari pukul 19.30 WIB di The Rotation Artspace, Artotel Thamrin Jakarta Pusat. Selain itu, nantinya di bawah 'Artspace' ada 9 artworker lokal berbakat dari berbagai disiplin seni.
Beberapa nama 'Triartspace' yang ada di dalam hasil karyanya di www.triartspace.com. Di antaranya adalah Hari Prast (Demokreatif), Franki Indrasmoro a.k.a Pepeng Naif (Frankkomik), Hendra HeHe, Lala Bohang, Kemala, Bayu Santoso (pemenang kompetisi artwork album band Maroon5 2015), Mule Muryawan (pemenang kompetisi artwork album band LifeHouse 2015) dan masih banyak lagi dengan bakat dan prestasinya masing-masing.
"Triartspace melakukan "upgrading" nilai jual serta eksplorasi bisnis atas hasil kekayaan intelektual yang mereka miliki. Triartspace juga akan berkomitmen untuk selalu dapat berperan pada setiap kesempatan agar bisa menghadirkan kreatifitas dari para pekerja seni bangsa," tutupnya.
(tia/tia)