Pada Agustus lalu dalam ajang Edinburgh Fringe Festival, mereka berhasil menang kategori penampilan terbaik dan mendapatkan Herald Angel Award 2015. Penghargaan tersebut terselenggara sejak 1995.
Lewat 'Aceh Meukondroe', yang direkam pada 2006 Kande meraih penghargaan. Karya yang mengkombinasikan antara unsur tradisional perkusi Islam dan instrumen musik Barat seperti gitar dan bass mampu menarik perhatian masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, banyak masyarakat yang justru menanyakan perihal di luar karya Kande. Misalnya, persoalan proses berkesenian di Aceh sebelum dan sesudah peristiwa tsunami.
"Kami sudah menduga mereka akan menanyakan tapi tidak sedalam itu, makanya pertanyaannya cukup mengejutkan. Ternyata soal bagaimana berkesenian di kota kami dengan segala peristiwa yang terjadi di Aceh menarik minat publik," tuturnya.
Kande yang berasal dari bahasa Aceh berarti 'Lampu Gantung'. Filosofinya, lampu tersebut memiliki 9 sumbu yang menjadi penerang bagi masyarakat di tengah-tengah konflik berkepanjangan.
Alat-alat musik yang dipakai Kande selama ini seperti surune kale, rapa-i, tambo dan alat musik modern. Saat ajang Frankfurt Book Fair 2015 pada Oktober lalu, Kande juga memeriahkan panggung Paviliun Indonesia.Β (tia/ron)