Karya seni 'Domus Musculi' atau 'Rumah Kerang' dipilih karena Teluk Jakarta pernah terkenal sebagai penghasil kerang hijau, sebelum sekarang tercemar. Penggagas Yayasan Terumbu Rupa (YTR) sekaligus perancang 'Domus Musculi', Teguh Ostenrik mengatakan langkah penyelamatan lingkungan hidup harus dilakukan sekarang juga.
"Dampak kerusakan terumbu karang baik yang diakibatkan ulah manusia maupun dampak Global warming terjadi begitu cepat maka kita harus segera ambil tindakan," ucapnya dalam keterangannya kepada detikHOT, Selasa (15/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
YTR menggandeng Rama Bachtiar untuk menggabungkan seni dan teknologi. Struktur instalasi besi Domus Musculi akan dialiri listrik tegangan rendah untuk membentuk proses elektrolisa yang menarik mineral air laut menyelimuti struktur instalasi sebagai media koral bertumbuh.
Dengan teknologi ini diharapkan pertumbuhan koral bisa berjalan 6-8 kali lebih cepat. Kali ini, instalasi seni pun berukuran 5 x 2.8 x 2 meter sebanyak 3 modul. Karyanya akan ditempatkan di Kepulauan Seribu Utara dengan kedalaman 5-12 meter.
"Lokasi tersebut kami pilih dengan mempertimbangkan banyak hal. Seperti perubahan arah angin selama setahun, arus laut, kondisi koral, dan topografi," kata Teguh.
ARTificial Reef Domus Musculi terwujud berkat dukungan dari berbagai pihak. Di antaranya, Nikko Steel, Pelangi Island Resort, Yayasan Taut Seni, Global Coral Reef Alliance, Zombie Marine, PT. Laser Indonesia Multiteknik dan JJLap Cable.
(tia/tia)