"Selamat datang spirit Asia!" seru Garin sebelum memukul gong di Taman Budaya Yogyakarta. Menurut Garin, JAFF yang didirikannya sejak sepuluh tahun yang lalu memikili posisi yang unik sebagai sebuah festival film.
"Film-film Asia selalu menarik dan memunculkan kejutan," ujarnya. "Ketidakstabilan Asia di setiap periode dan banyaknya paradoks budaya yang berbeda-beda membuat Asia selalu menarik, dan itulah keindahan JAFF," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini hampir dua kali lipat tahun lalu," ujarnya seraya menambahkan bahwa di peta internasional, JAFF telah diakui oleh kritikus sebagai salah satu dari "25 Coolest Film Festival in the World".
![]() |
"Selain itu, JAFF menjadi salah satu festival yang mampu membuat peta film Asia," tambahnya lagi.
Sebagai film pembuka, diputar sebuah film Iran produksi 2014 karya sutradara Shakat Amin Korki berjudul 'Memories on Stones'. Namun, sebelum itu disajikan pula film pendek berdurasi 30 menit karya Garin Nugroho dan Vilsoni Hereniko, 'Salesi'. Film ini merupakan adaptasi dari legenda Jawa yang populer, "Mangir", dari versi yang pernah ditulis kembali oleh Pramoedya Ananta Toer.
'Salesi' yang dibuat di Hawaii dengan masa syuting empat hari merupakan produksi spesial untuk memperingati 25 tahun Network for the Promotion of Asian Cinema (NETPAC) yang juga sekaligus dipilih untuk mendeklarasikan nama NETPAC yang baru menjadi Network for the Promotion of Asian Pacific Cinema.
JAFF 2015 akan berlangsung hingga 6 Desember. (mmu/dal)