Eksibisi dalam bentuk retrospeksi karya-karya Misbach Tamrin tersebut mengangkat tajuk 'Arus Balik' yang diambil dari salah satu novel karya Pramoedya Ananta Toer.
"Karena dalam setting tema pameran karya-karya lukisan saya kali ini memuat suatu nuansa dua alur arus balik dalam pikiran saya yang dimanifestasikan, berdasarkan pengalaman hidup saya, menyangkut fenomena tanah air," ungkap Misbach dalam keterangannya, Jumat (20/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, akan ada beberapa tema yang dipamerkan. Pertama, tema kelautan sebagai obyek orientasi Tanah Air yang paling utama. Tema ini sengaja diangkat, dan ditampilkan secara kontemporer, dengan semangat ideal untuk membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Tema kedua yakni persoalan peristiwa '65 dalam rangka pelurusan sejarah. Kali ini, semangatnya adalah untuk "Merajut Kembali Halaman Sejarah yang Hilang...yang tercecer, terbuang atau terenggut sobek oleh tangan-tangan yang berlumur noda dan dosa".
Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus 'Andre' Sukmana mengatakan, Misbach merupakan salah satu anggota dari Sanggar Bumi Tarung. "Tentunya jam terbang kesenian dan pengalaman hidupnya yang penuh liku membuat karya-karya ciptaannya menjadi kaya makna," ujarnya mengenai seniman yang kini telah berusia 74 tahun itu.
Pameran 'ARUS BALIK' akan dibuka malam ini di Gedung A Galeri Nasional Indonesia pukul 19.00 WIB. Selain itu, diskusi buku akan digelar pada 22 November 2015, membahas buku berjudul "Berlayar di Tengah Badai – Misbach Tamrin dalam Gemuruh Politik–Seni" karya Hairus Salim dan Hajriansyah. Eksibisi akan berlangsung sampai 30 November.
(tia/mmu)