Tak Ada Dialog, Ini Cara Marlupi Dance Academy 'Memasyarakatkan' Balet

Tak Ada Dialog, Ini Cara Marlupi Dance Academy 'Memasyarakatkan' Balet

Tia Agnes Astuti - detikHot
Jumat, 30 Okt 2015 07:52 WIB
Dok.Erich Setiadi (Marlupi Dance Academy)
Jakarta -

Minimnya animo masyarakat Indonesia untuk menonton pertunjukan balet menjadi tantangan tersendiri bagi Marlupi Dance Academy. Salah satu yang dilakukan sekolah tari tertua yang berdiri 1956 ini adalah mengangkat cerita rakyat asal Sunda.

Hal ini dikatakan oleh Managing Director Marlupi Dance Academy, Fifi Sijangga. Lewat 'Si Kabayan' yang akan dipentaskan 31 Oktober nanti di Teater Jakarta, ia mengharapkan masyarakat umum dapat menikmatinya.

"Saya tahu memang nggak mudah membuat pertunjukan yang gampang dipahami penonton, apalagi balet terkenal dengan klasik dan musik yang bikin mengantuk," ucapnya usai jumpa pers di Teater Jakarta, Kamis (29/10/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya soal cerita dan tokoh Sunda yang dikenal masyarakat (Kabayan dan Nyi Iteung) tapi, kata Fifi, pihaknya juga memadukan unsur musik, kostum bahkan latar panggung yang familiar. Para penonton akan dimanjakan dengan kemegahan pertunjukan 'Si Kabayan'.



Kali ini, Marlupi Dance Academy akan menampilkan 75 penari dari berbagai usia. Dua pemain utama yakni Resti Oktaviani dan Michael Halim merupakan balerina yang berhasil lulus di ujian tertinggi balet Solo Seal Award dari London Royal Academy of Dance.

Tarian-tarian yang ditampilkan pun seperti tari Kipas, tari Dayak, tari piring, Yamko Rambe Yamko, dan lain-lain. Serta pentasnya tanpa dialog sama sekali. "Sejak Marlupi berdiri 1956 di Surabaya, animo masyarakat Surabaya bagus sekali tapi saya kira di Jakarta juga bagus dan penggemarnya mulai banyak."

"Visinya adalah untuk memasyarakat balet di Indonesia. Jadi salah satu caranya bisa lewat program beasiswa di Marlupi Dance Academy, dengan syarat punya kemauan dan disiplin yang tinggi," tutup Fifi.

(tia/tia)

Hide Ads