Alexievich tinggal di Italia, Prancis, Jerman, Swedia, dan negara-negara lainnya sebelum akhirnya kembali lagi ke kota Minsk. "Saya suka dunia Rusia tapi hanya persoalan manusiawi Rusia," ujarnya, dikutip berbagai sumber, Jumat (9/10/2015).
Baca Juga: Jurnalis Asal Belarusia Svetlana Alexievich Raih Nobel Sastra 2015
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengumuman Nobel Sastra 2015 diumumkan pada Kamis lalu waktu Stockholm. Akibat penghargaan bertaraf internasional itu Alexievich juga mendapatkan kritikan dari sesama penulis lainnya.
"Ia mewakili Rusia tanpa Putin, tanpa bahasa Rusia dan sastranya. Ia penentang pemerintah Rusia dan justru diberikan Nobel," ucap Oleg Kashin yang berbicara di radio Ekho Moskvy.
Sebelumnya, Alexievich pernah memenangkan peghargaan SWEDIA PEN atas keberaniannya sebagai penulis. Ia telah mengumpulkan wawancara dengan narasumber dari Uni Soviet selama 40 tahun. Tak hanya soal sejarah tapi keberaniannya mengabadikan cerita dalam novelnya.
Penulis kelahiran 1948 silam menggunakan metode yang luar biasa dan menulis dengan hati-hati. Kini, ia mendapatkan predikat wanita ke-14 yang meraih Nobel Sastra sekaligus mengalahkan penulis favorit lainnya, Haruki Murakami dari Jepang dan novelis Kenya Ngugi Wa Thiong'o.
(tia/tia)