'Jagongan Wagen Goes to Jakarta': Kocak dan Menyentuh!

'Jagongan Wagen Goes to Jakarta': Kocak dan Menyentuh!

Tia Agnes Astuti - detikHot
Jumat, 11 Sep 2015 09:10 WIB
Dok.Galeri Indonesia Kaya
Jakarta - Pria-pria yang mengenakan kaos dan celana panjang masuk membawa tampah. Kacang berukuran besar yang menimbulkan suara berisik diayak memakai tampah. Srekk.. srekkk.. srekkkk!

Satu pria berkoper masuk lagi, yang lainnya berlari. Wanita berpakaian merah menyala ikut masuk. Ia tampak kehujanan. Suasana acak-acakkan dibalut dengan teknik muncul dari Nunung di tengah bangku penonton menyemarakkan 'Jagongan Wages to Jakarta' di Galeri Indonesia Kaya, semalam.

"Mbak-nya masuk aja nih, ini kan belum selesai," seloroh salah satu pemain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini di Jakarta lho, bukan di padepokan. Jangan bertengkar gitu. Malu dilihat penonton dua ribu orang di atas sana. Tuh liat!" ledek Nunung kepada para pemain.

Gaya kocak ke-8 seniman di atas panggung tak berhenti sampai di situ saja. Mereka tergabung dalam 'Program Seniman Pasca Terampil' yang nyantri di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) selama 10 bulan sampai Desember mendatang.

Fragmen pertunjukan diisi oleh kegiatan sehari-hari ketika berada di padepokan. Bersih-bersih rumah menggunakan kain pel, ember, sapu lidi hingga sikat menimbulkan musik bebunyian yang berasal dari alat-alat tersebut. Fragmen ketika makan dan kompetisi antar pemain juga ditampilkan. Bahkan kisah percintaan segitiga antar seniman sengaja ditimbulkan dengan satire.

Lagu 'Menghapus Jejakmu' NOAH diselipkan di adegan cinta yang patah hati. Koreografinya pun sama dengan di video klip, yang juga digerakkan oleh dua pemain 'Jagongan Wagen'.

Puitis, kocak, dan menyentuh. Mungkin itulah kata yang tepat untuk 'Jagongan Wagen Goes to Jakarta'. Aksi teatrikal dari kegiatan sehari-hari, dan minim dialog berhasil diwujudkan seniman. Sampai akhir pentas berdurasi sekitar 1,5 jam, standing applause diterima para pemain.

Kurator PSBK bagian teknik artistik Teguh Hari Prasetya mengatakan tidak ada hapalan naskah atau sutradara dalam setiap 'Jagongan Wagen'. "Tidak ada yang berkuasa dan siapa saja bebas menjadi sutradara, minimal untuk dirinya sendiri," ungkapnya dalam jumpa pers, semalam.

Untuk pertama kalinya, 'Jagongan Wagen' ala PSBK hadir di panggung ibukota. Kali ini, seniman yang terlibat di dalamnya yakni Arif Hanungtyas Sukardi (rupa), Asep Prasetya (rupa), Gendra Wisnu Buana (musik), Harik Giarian Hafidz (musik), Helmi Fuadi (rupa), Lukman Santoso (rupa), Rosalia Novia (tari), dan Wisnuaji Putu Utama (rupa).

(tia/tia)

Hide Ads