Sejak 2014, PSBK menggelar program beasiswa kepada seniman muda Tanah Air untuk belajar di padepokan selama 10 bulan lamanya. Didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, Program Seniman Pasca Terampil ini terselenggara dari Maret sampai Desember mendatang.
Direktur eksekutif Yayasan Bagong Kussudiardja Jeannie Park mengatakan padepokan yang berdiri 1978 silam memang menghadirkan magang tradisional atau nyantri kepada seniman. "Mereka belajar banyak disiplin yang berbeda dan mengenal gimana tanggung jawab kepada masyarakat," katanya dalam jumpa pers di Galeri Indonesia Kaya, Kamis (10/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Nyantri' di padepokan, kata Jeannie, adalah salah satu cara ampuh untuk tinggal dan belajar tentang seni. Tak hanya dari seni tari maupun teater, tapi mereka yang berasal dari rupa dan musik juga bisa belajar.
Tahun ini, ada 10 seniman yang terpilih melalui proses seleksi dua tahap yang dilakukan kurasi PSBK. Yakni Andreas J.Toulsalwa, Arif Hanungtyas, Asep Prasetyo, Dian Permata Sari, Gendra Wisnu Buana, Harik Giarian Hafidz, Helmi Fuadi, Lukman Santoso, Rosalia Novia Ariswari, dan Wisnuaji Putu Utama.
Masing-masing seniman terpilih karena memiliki kemampuan berkesenian yang berbeda-beda. Mulai dari seni tari, rupa, teater sampai musik.
"Harapannya agar kami memberikan ruang kepada seniman yang ingin meningkatkan kemampuan seninya. Fisik dan non fisik, ada eksplorasi bersama," katanya kurator PSBK, Nunung Deni Puspitasari.
Hasil dari 'nyantri', setiap bulannya para seniman mementaskan 'Jagongan Wagen'. Istilah JW adalah bentuk presentasi seni pertunjukan di hadapan masyarakat luas. Setiap pentas akan menampilkan tema dan cerita yang berbeda. Simak artikel berikutnya tentang 'Jagongan Wagen Goes to Jakarta', hanya di detikHOT!
(tia/tia)