Dalam sebuah wawancara kepada BBC, seperti dilansir detikHOT, Selasa (1/9/2015), ia bekerja di M16 sejak mengirim informasi dari Perang Biafra di Nigeria. "Saat tahun terakhir Perang Biafra, saya mengirimkan laporan jurnalistik pada media dan laporan lainnya kepada rekan baru saya. Inggris mempertanyakan ada berapa anak-anak yang tewas," begitu tulisnya.
Namun, pekerjaan yang penuh bahaya tersebut diakui Forsyth tak pernah dibayar upahnya. Menurutnya, ada banyak bantuan sukarela saat perang berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum menjadi intel, ia juga adalah seorang jurnalis bagi BBC dan Reuters. Dari 70 novel yang pernah ditulisnya, banyak plot yang ternyata berasal dari pengalaman nyata dan berlatar suasana peperangan maupun daerah konflik.
Termasuk, ketika ia menulis 'The Day of Jackal' di tahun 1971. Dengan mencantumkan plot yang nyata bersama karakter di dalamnya, ia harus mendapatkan persetujuan dari M16.
"Kirimkan halamannya, dan kami akan memeriksanya. Jika terlalu sensitif, kamu tidak boleh menerbitkannya. Tapi biasanya ia akan menjawab, Oke Freddie! Lanjutkan!"
Hingga kini di usianya yang senja, Forsyth sudah berhasil menjual 70 juta buku. Sebagian besar diadaptasi ke dalam film. Novel terbarunya berjudul 'The Kill List' yang diterbitkan pada 2013 lalu.
Jangan lupa baca HOT Feature, Luna Maya Versus Aura Kasih, Siapa yang Lebih Seksi?
(tia/tia)