Bagaimana proses seleksinya hingga terpilih 123 pengarang, narasumber, tokoh kuliner hingga penampil lainnya?
Seperti yang termuat dalam siaran pers yang diterima detikHOT, Rabu (22/7/2015), proses kurasi ini dimulai pada 2014 lalu ketika Komite Nasional dipimpin oleh Agus Mulyono. Ia meminta para penerbit dan penulis mengirimkan katya yang dianggap layak diterjemahkan ke bahasa asing kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Karya diciptakan oleh warga negara Indonesia dan hak ciptanya berada di tangan pengarang atau penerbit Indonesia
2. Karya merupakan karya asli, bukan terjemahan ataupun saduran
3. Karya tidak mengandung hasutan dan kebencian suku, agama, ras, dan antar golongan
4. Karya tidak dalam status persengketaan hak cipta dan hak penerbitan
5. Karya sudah terbit dalam bentuk buku (cetak atau digital) atau pernah terbit di media (koran, jurnal, dsb.)
6. Diutamakan adalah karya yang mencerminkan ke-Indonesia-an
Dari 2000 judul buku, ada 300 judul buku yang memenuhi syarat hingga dimasukkan ke dalam 'Daftar Buku Rekomendasi TFP'. "Inilah awal dari proses pemilihan penulis yang akan diutus mewakili Indonesia di FBF. Syarat utama lainnya untuk para penulis yang dipilih adalah mempunyai karya yang sedang atau telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris atau Jerman," ucap Ketua Komite Nasional, Goenawan Mohamad.
Namun, ia menekankan bahwa ada sejumlah nama pengarang, ahli bahasa, aktivis literasi, komikus, dan lainnya yang masih ditunggu konfirmasinya untuk hadir.
Sebelum FBF 2015 digelar Oktober nanti, sejumlah pengarang, ilustrator dan juru masak dari Indonesia juga telah berpartisipasi aktif –melakukan seminar, pembacaan karya, dan unjuk keahlian di Leipzig Book Fair (12-15 Maret 2015), Bologna Book Fair (30 Maret-2 April 2015), London Book Fair (14-16 April 2015), Sarasehan Berlin dan Koln (26-28 Juni 2015). Komite juga memberangkatkan sekitar 120 seniman untuk tampil di seluruh rangkaian acara menuju FBF dan pada saat FBF berlangsung.
(tia/ron)