Seni tipografi atau dikenal dengan teknik menata huruf sudah ada sebelum Times New Roman ada di layar monitor komputer. Jauh sebelum masa teknologi, bentuk huruf ini mengalami masa kejayaan di abad ke-8 SM.
Namun, di Indonesia sendiri baru belakangan seni tipografi digemari para remaja dan masyarakat umum. Alih-alih, ingin menulis dengan indah seperti di masa lampau maupun surat-surat di kerajaan, para remaja giat belajar dan rela merogoh kocek untuk mengikuti workshopnya.
Salah satu komunitas seni kaligrafi dan lettering yang bernama Kaligrafina membuka pelatihan bagi mereka yang ingin belajar sejak 2014 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: 'James Bond: The Musical' Segera Hadir di Panggung Broadway
Mendengar nama 'seni kaligrafi' terkesan seperti kaligrafi Arab atau Tiongkok dengan ciri khasnya. Namun, kata wanita yang akrab disapa Fitri, 'kaligrafi' tersebut berbeda dengan yang akan dipelajari di tipografi.
Kali ini, detikHOT akan membahas mengenai seni menulis indah yang sama sekali tanpa teknologi dan melalui proses manual kertas dan alat tulis. Serta komunitas-komunitas yang berkembang di setiap kota di Tanah Air seperti Bandung, Yogyakarta sampai ke Makassar.
Tak lupa juga dengan seniman yang berkecimpung di dalamnya hingga mendapatkan keuntungan bisnis dari lettering, kaligrafi maupun mural.
Seperti apa? Simak artikel berikutnya hanya di art&culture detikHOT!
(tia/ron)