Festival yang digelar pada 15 hingga 28 Juni mendatang ini akan dibuka akhir pekan ini. Pendiri Ruang Rupa (Ruru) Ade Darmawan mengatakan awal digelarnya festival seni media ini banyak publik yang belum mengetahui apa itu 'media arts'.
"Modalnya hanya koleksi dari internet dan banyak teman-teman seniman yang menggunakan medium komputer dan video. Ternyata perkembangan media arts ini cepat sekali," ucap Ade saat jumpa wartawan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, kemarin.
Baca Juga: 'Orde Baru' Jadi Tema OK.Video-Indonesia Media Arts Festival 2015
Kali ini, sebanyak 73 seniman dari 21 negara akan berpartisipasi memajang karyanya. Seperti Jepang, Prancis, Inggris, Belanda, Belgia, Kolombia, Vietnam, Pakistan, Taiwan, Cekoslowakia, Korea Selatan, Filipina, Afrika Selatan, Jerman, Austria, Rusia, Venezuela, dan Kanada.
Termasuk, 12 karya yang lolos seleksi open submission. Nantinya, tiga karya seleksi terbaik akan diumumkan saat hari pembukaan.
Namun, Direktur Artistik OK.Video Mahardika Yudha menegaskan juga ada beberapa karya dari seniman internasional yang terlepas dari tema 'Orde Baru'. Contohnya seperti seniman Vietnam yang menampilkan artefak bekas zaman perang di negaranya.
"Saya juga meminta sisa-sisa arsip dari PFN tentang tayangan film boneka dan film-film di era Orde Baru lainnya," ucap Mahardika.
Tahun ini, Ok.Video juga mengundang kurator Open Lab Riksa Afiaty, laboratorium kolaborasi sei media yang melibatkan empat kelompok seniman Lifepatch, WAFT Lab, Make.Do.nia, dan Digital Nativ. Serta Aditya 'Gooodit' Fachrizal Hafiz sebagai kurator pameran digital interaktif User Generated Content.
Pembukaan OK.Video digelar di Galeri Nasional Indonesia Jakarta Pusat pada 14 Juni mendatang pukul 16.00 hingga 22.00 WIB.
(tia/tia)