'Spy': Panggung Komedi Baru Melissa McCarthy

'Spy': Panggung Komedi Baru Melissa McCarthy

Candra Aditya - detikHot
Selasa, 26 Mei 2015 10:55 WIB
Jakarta - Susan Cooper (Melissa McCarthy) berharap pekerjaannya sebagai tim di balik layar CIA akan membawanya pada petualangan yang menegangkan. Tapi, ternyata tak semudah itu. Pekerjaan itu hanyalah memberikan instruksi selama si agen sedang melakukan pertempuran yang seksi namun berbahaya. Susan Cooper tidak begitu keberatan karena sebenarnya dia senang melakukan hal itu. Terutama, memerintah Fine (Jude Law), agen CIA tampan yang ahli dalam melaksanakan tugasnya.

Saat itu, Fine bertugas untuk menangkap seorang penjahat yang sedang bersiap untuk menjual senjata nuklir. Setelah dengan bodoh dan tidak sengaja membunuh si pemilik nuklir, Fine akhirnya bertemu dengan pewaris sang benda mematikan itu. Rayna (Rose Byrne dalam edisi paling bitchy) ternyata bukanlah perempuan lugu seperti perkiraan Fine. Dan, karena keteledoran ini Fine pun tewas dalam tugas.

Meninggalnya Fine membuat Cooper langsung galau sekaligus muntap. Bosnya (Allison Janney) melihat sisi baru dalam diri Cooper. Dan, Cooper tentu saja menawarkan diri untuk menjadi agen lapangan. Si bos, dan terutama si agen lapangan temperamen nan berlebihan, Ford (Jason Statham), menolak usulan itu. Namun, setelah beberapa perdebatan, akhirnya si bos setuju. Dengan syarat bahwa Cooper akan menuruti semua aturan. Tentu saja apa yang terjadi kemudian sama sekali tidak seperti yang direncanakan. Dan, Cooper akan segera merasakan betapa serunya menjadi agen lapangan.

Setelah menggila bersama dalam 'Bridesmaids' dan 'The Heat', Paul Feig sepertinya memang menemukan partner abadinya bersama Melissa McCarthy dalam urusan komedi. Dan, mengingat McCarthy sudah diseret Feig untuk membintangi reboot Ghostbusters untuk tahun depan, kita sepertinya tidak akan pernah kekurangan kolaborasi mereka.

Sebagai komedi aksi dengan rating dewasa, Spy cukup berhasil. Lelucon-lelucon yang ditulis oleh Paul Feig, baik yang physical maupun dialog, mampu membuat penonton tertawa. Namun, jika dibandingkan dengan 'The Heat', film ini memang terasa seperti kemunduran. Humornya kurang nampol seperti aksi McCarthy dan Bullock yang sinting itu.

Salah satu alasan kenapa 'Spy' kurang tampil maksimal adalah karena tokoh-tokoh sampingannya kurang begitu mencolok perhatian. Selain Cooper, mungkin hanya karakter si Aldo (Peter Serafinowicz) dan Ford yang benar-benar menarik perhatian. Jason Statham memang berhasil mengeluarkan sisi komediknya, namun porsinya terlalu sedikit. Rose Byrne juga cukup menikmati perannya sebagai penjahat. Namun, keeksentrikannya kurang begitu memancing tawa. Bandingkan dengan 'The Heat' dimana seluruh karakternya terasa berwarna dan mampu memberikan lelucon yang fresh secara terus-menerus.

Ending yang juga terlalu sederhana dan tempo yang cenderung lambat juga salah satu faktor kenapa 'Spy' belum bisa menjadi komedi yang spesial, meskipun tetap unggul dibandingkan film-film dengan genre yang sama. Spy tetap bisa mentereng di antara film komedi aksi karena Feig tahu bahwa dia memiliki McCarthy. Lulusan serial TV 'Gilmore Girls' tersebut akhirnya benar-benar menemukan jati dirinya setelah tampil gila-gilaan di 'Bridesmaids'. Sejak saat itu, image-nya sebagai bintang komedi semakin kuat.

McCarthy tidak hanya berhasil untuk membuat penonton tetap mengawasi aksinya sepanjang film. Namun, dia juga memiliki badan yang begitu luwes untuk menjadi bahan bercandaan. Caranya yang asyik untuk berubah menjadi perempuan sopan malu-malu ke perempuan liar yang hobinya mengumpat dan marah-marah juga merupakan salah satu kekuatan McCarthy yang tidak dimiliki komedian lainnya.

Dengan koreografi action yang cukup komikal dan menegangkan, 'Spy' adalah jawaban bagi penantian Anda atas tontonan seru musim panas ini. Bagi penggemar komedi, film ini jelas tidak bisa dilewatkan. Kalaupun humornya kadang ada yang hit and miss, paling tidak Anda bisa melihat betapa lucunya seorang McCarthy harus menghadapi manusia seperti Jason Statham. Itung-itung, ini bisa dianggap sebagai pemanasan kolaborasi Feig dan McCarthy berikutnya.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)

Hide Ads