"Ketika kau berada di sebuah band, sebut saja Boyzone di 90-an dan One Direction sekarang, kehidupanmu akan penuh dengan tekanan dan sangat intens," ujar Ronan Keating ketika diwawancarai di Hotel Sultan, Jakarta, jelang konser 'Back Again No Matter What'.
Ronan mengibaratkan kehidupan sebuah boyband dan member-membernya seperti di dalam bola tertutup. Sebuah kondisi intern boyband yang tidak bisa dilihat oleh siapapun dari luar.
Baca juga: Antusias Besar Rossa Jelang Konser Tunggal di Malaysia
"Kau seperti hidup di dalam sebuah bola, juga ada dinding tinggi yang membuat orang lain tidak bisa melihat apapun yang ada di dalamnya dari luar. Zayn ingin keluar dari bola itu dan aku sangat mengerti. Dia hanya ingin punya waktu untuk dirinya sendiri," tambah Ronan.
Personel Boyzone lainnya, Shane Lynch pun memaklumi keputusan Zayn. Pria berambut pirang itu bahkan memuji apa yang dilakukan oleh pelantun 'What Makes You Beautiful' itu di tengah-tengah kariernya yang cemerlang.
"Aku menghargai Zayn karena dia berani mengambil keputusan itu sementara orang lain mungkin tidak bisa. Zayn punya mental yang kuat untuk melakukan itu," kata Shane.
Baca juga: Singapura! Nonton Rinni Wulandari di Music Matters Live 2015 Malam Ini
Michael Graham menambahkan dari pengalaman yang dirasakan Boyzone di tahun 90-an ketika keseharian mereka dipadati oleh jadwal-jadwal manggung. Tekanan yang ada bahkan sempat membuat mereka hiatus selama beberapa tahun.
"Tekanan yang terjadi di dalam sebuah band sangat bisa membuat personelnya tidak berpikir logis dan lelah secara emosional. Kurasa itu alasan kenapa Zayn memilih keluar dari One Direction," tandas Mike.
(Atmi Ahsani Yusron/Is Mujiarso)