Di Bandung, nama Tohny Joesoef terkenal sebagai pengajar lukis dan pendiri Sanggar Ligar Sari '64 yang berlokasi di Dago. Usai wafat 2001 silam, 14 tahun kemudian keluarga Tohny Joesoef baru menggelar pameran mendiang ayahnya. Lengkap bersama empat putra yang sekarang berprofesi sebagai seniman.
Salah satu putranya, Syarief Hidayat mengatakan persiapan eksibisi ini cukup lama karena menggabungkan karya dari putra-putranya. "Alhamdulillah Galeri Nasional dapat memberikan ruang di sini," katanya belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Selama 20 Tahun, Seniman Bandung Ini Bikin 'Ayam Jago'
"Pengaruh pasti ada, tapi bapak memberikan kami ruang untuk mengeksplorasinya secara personal. Kalau bapak terkenal realis, anak-anaknya malah jauh berbeda," tutur Syarief.
Ayahnya memang terpengaruh dua arus utama seni dari kota Bandung dan Yogyakarta. Tohny pernah belajar pada maestro Shindu Soedjojono dan pelukis R.Roediyat dan para senior di Akademi Seniman Indonesia Muda, Yogyakarta (1952-1955). Kemudian, ia kembali ke Bandung dan mendirikan sanggar.
Anak-anaknya pun terpisah dua arus. Dua putranya tinggal di Bandung dan satunya lagi di Yogyakarta. "Adik saya lebih ke realisme tapi yang lain berkembang sesuai keinginannya," kata putra lainnya Arya Pandjalu kepada detikHOT.
Sedangkan Syarief meneruskan kiprah ayahnya dan tetap berada di sanggar. Pameran 'PADA CERMIN | ON MIRROR' digelar di Gedung B Galeri Nasional Indonesia hingga 15 Mei mendatang.
(tia/mmu)