Ayah dari tiga puteri ini adalah pencipta lagu, penyanyi, anak band dan produser. Sebuah grup musik bernama The Mercy's pernah didirikannya bersama Charles Hutagalung dan Reynold Panggabean. Begitu juga sebuah perusahaan rekaman bernama Lolypop.
Baca Juga: Rinto Harahap Meninggal karena Kanker Tulang Belakang
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diasuh oleh tangan dinginnya, puluhan nama solois melambung tinggi. Mulai dari Nia Daniati, Betharia Sonata, Iis Soegiarto, Nur Afni Octavia, Broery Marantika, Eddy Silitonga hingga Diana Nasution.
Nuansa pop balada yang dipilih membuat lagu-lagu ciptaannya mengena di hati banyak orang. Menempel di ingatan akhirnya tidak bisa terlupakan. Jika lupa, satu bait yang dinyanyikan sudah mampu mengingat kembali keseluruhan lagu.
Tidak heran Anugerah Seni dari Direktorat Jenderal Kebudayaan pernah diberikan kepadanya. Kepercayaan dari luar negeri juga datang, salah satunya dari WEA Record, Filipina yang ingin mengekspor seluruh karya pria 65 tahun itu dalam bahasa Mandarin dan Tagalok.
Secara album, tidak ada ukuran pasti berapa total album studio yang direkam sang idola. Namun, beberapa sumber mengatakan suami Lily Kuslolita itu mengumpulkan dua album studio, yaitu 'Bila Kau Seorang Diri (1982)' dan 'Kroncong Abadi (1982). Ada juga tiga album kompilasi, '20 Karya Emas Rinto Harahap', 'The Masterpiece of Rinto Harahap with Tohpati' (2010) dan 'Rinto Harahap in Latin Love Songs' (2013).
Tidak itu saja, dua album karaoke juga ternyata dimilikinya. Masing-masing '50 tahun Rinto Harahap' dan 'Rinto Harahap Album Sukses' yang keduanya dicetak dalam bentuk Video Compact Disc (VCD). Sedangkan perkiraan jumlah lagu yang diciptakannya adalah sekitar 518 buah.
Musik ternyata tidak cukup, dia juga menyibukkan diri lewat sejumlah proyek film. Kadang sebagi aktor, kebanyakan menjadi komposer musik. 'Sirkuit kemelut' dan 'Seindah rembulan' adalah contoh dari film yang dilibatinya.
Namun, akhirnya perjalanan kesenian pencipta dan pelantun hits 'Ayah' tersebut harus berakhir. Sakit stroke yang menggelayuti sejak 2003 lalu mulai menjadi penghalang. Sembuh di tahun 2010, bintang pop melankolis itu harus kembali berjuang untuk kanker tulang belakang. Tepat hari Senin (9/2/2015) malam, dia tutup usia di rumah sakit di Singapura.
Musisi luar biasa yang dari tadi dibicarakan di atas adalah pria kelahiran Sibolga, Sumatera Utara, 10 April 1949 bernama Rinto Haharap. Selamat jalan, sang ayah musik Indonesia!
(mif/mmu)