Khusus untuk di Palangkaraya, mereka mengajak 10 pemain lokal. "Proses di kota ini sudah dimulai sejak Agustus. Kami mengadakan workshop keaktoran dan sastra di sekolah-sekolah. Diikuti 40 peserta siswa dan mahasiswa," ujar penulis naskah sekaligus produser pementasan Faiza Mardzoeki saat jumpa pers di Cikini Kamis lalu (16/10/2014).
Sejak 2002, Institut Ungu aktif memproduksi pertunjukan teater yang melibatkan seniman profesional Indonesia dan luar negeri. Serta mempromosikan kesetaraan gender dan hak asasi manusia melalui gerakan kebudayaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kota ini dipilih mereka karena banyaknya permasalahan kehutanan dan pertambangan sejak bertahun-tahun yang lalu. Bahkan asap bekas pembakaran di hutan masih menyelimuti kota itu.
Para pemain lokal yang dilibatkan adalah Yuslina Saputri, Febiane Pujihu, Ali Rohmad, Randhi Maulana, Lilih Linggar, Yoga Hari Tri Sukarno, Tri Setianingsih, Rizky Ansyari, Rinaldy Alfiansyah dan Meita Tri Pratiwi. Pentas berdurasi 1,5 jam ini akan berkolaborasi dengan akting dari Dinda Kanya Dewi, Kartika Jahja, Sita Nursanti, Andi Bersama, Ayez Kassar, Madin Tasyawan, Hendra Yan, dan Teuku Rifnu Wikana.
Pertunjukan ini didukung penuh oleh Kedutaan Kerajaan Norwegia di Jakarta. Jangan lupa saksikan pentas pertamanya di Aula Universitas Muhammadiyah Palangkarya, Kalimantan Tengah pada 23-24 Oktober 2014.Β
(tia/mmu)