Baginya, kehidupan terasa baik-baik saja. Hingga pada suatu hari, Puno mendapati penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Hidupnya seperti berhenti saat itu juga. Ia kembali mempertanyakan apa yang terpenting dalam hidupnya.
Di Festival Salihara yang kelima kali ini, Papermoon Puppet Theater asal Yogyakarta mementaskan karya terbarunya yang berjudul 'Surat ke Langit'. Lakon dengan tata panggung, musik, visual dan pencahayaan yang indah terinspirasi akan kisah sahabat mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada detikHOT, pendiri Papermoon Puppet Theater tersebut menceritakan kisah tentang sahabatnya tersebut.
"Ia perupa dan juga seniman teater boneka dari Filipina. Sejak dua tahun lalu kami berencana kolaborasi bareng bikin 'Langit Project' tapi belum jadi dibikin sampai dia meninggal Maret lalu," kenang Ria.
Setelah kepergian sahabatnya, Ria dan suaminya Iwan Effendi menyadari kematian Don adalah ide awal proyek lakon mereka berikutnya. Cerita yang sederhana ini pun dikemas dengan penceritaan yang dapat dinikmati oleh anak-anak dari usia enam tahun ke atas.
Terbukti dalam pementasan yang digelar di Salihara, banyak anak-anak yang ikut menonton dan didampingi oleh orangtuanya. Bahkan pagelaran yang direncanakan dua kali, harus ditambahkan satu pertunjukan.
"Ini cara kami menceritakan hal yang mendalam dan lebih imajinatif. Bagaimana menceritakan rasa kehilangan karena kematian lewat teater boneka," paparnya.
Di tahun ini, pentas 'Surat ke Langit' ini merupakan lakon ketiga yang dibuat Papermoon Puppet Theater selain 'Dia dan Rahasia-Rahasia dalam Hidupnya'. Sebelumnya, mereka pernah mementaskan 'Watugunung (2014), Laki-laki Laut (2013), 'Secangkir Kopi dari Playa (2011), 'Mwarthirika' (2010), 'Noda Lelaki di Dada Mona' (2008), dan 'Dalam Sebuah Perjalanan' (2008).
Penasaran dengan pencarian makna hidup bagi Puno? Serta persahabatannya dengan gadis kecil pecinta balet bernama Tala? Tak hanya cerita Puno, Tala, dan sahabatnya saja yang bisa Anda nikmati. Tapi 40 kapal kertas yang digantung di langit-langit panggung dan berisi kisah nyata kehilangan dari pecinta Papermoon, juga dapat Anda baca usai pentas.
Pertunjukan terakhir 'Surat ke Langit' bisa disaksikan di Teater Salihara pukul 20.00 WIB.
(tia/wes)