"Aku berhenti untuk membantu bisnis orangtua," kata aktris yang memulai kariernya lewat film 'Cintapuccino (2007)' itu.
Shalvynne mengatakan, keputusan untuk berhenti adalah wujud dari komitmennya pada orangtua. Ia lulus kuliah bisnis dari Monash University pada usia 19 tahun, lebih cepat satu tahun dari masa belajar normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berat sih buat aku, ketika saat ini justru pintu karier semakin terbuka lebar," ucapnya dengan air mata yang menggenang dari balik kacamata bertangkai coklat.
Usahanya memegang komitmen pada orangtua, diiringi dengan penolakan sejumlah pekerjaan yang datang kepada Shalvynne. Selain dua judul film, beberapa iklan juga terpaksa tak bisa diterima.
Keputusan yang diambil Shalvynne bukan tanpa kompromi. Ada satu pertanyaan dari ayahnya yang tak bisa ia jawab.
"Memangnya kamu siap? Sebagai aktor kamu harus bisa memberikan totalitas," ucapnya menirukan pertanyaan sang ayah.
Bukan hanya totalitas seperti menaikkan berat badan, menurunkannya dengan drastis, atau mencukur habis rambut. Shalvynne juga ditanya apakah ia siap melanggar prinsipnya jika diminta melakukan adegan-adegan yang ia hindari sejak dulu.
"Nah, di situ aku diam. Karena memang aku tidak siap bila diminta total dan melakukan adegan yang bertentangan dengan moralnya," tambahnya.
Meski demikian, Shalvynne masih memiliki kesempatan untuk akting apabila ia diminta lagi tampil di film lanjutan 'Edensor'. "Karena itu kan berkaitan ya perannya. Bukan peran baru, jadi masih dibolehkan. Semoga memang nanti berlanjut," harapnya.
(ich/ich)