"Buat aku seksi yang sensual begitu sih no problem ya," ungkapnya saat berbincang dengan Detikhot di sebuah cafe di daerah Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2012).
Menurut perempuan yang akrab disapa Ocha itu, iklim pasar perfilman di Indonesia sekarang memang seperti itu. Film yang mengumbar sensualitas nyatanya jauh lebih cepat menyedot penonton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lagi pula kan ada Komisi Penyiaran Indonesia dan lembaga sensor yang mengatur film itu layak tayang atau nggak. Jadi masyarakat seharusnya nggak perlu khawatir," sambungnya lagi menegaskan.

Perempuan kelahiran Banjarmasin, 3 September 1984 itu mengatakan, adegan seksi dalam film menurutnya pun masih wajar. "Sebenarnya kan tergantung mindset-nya. Kalau pikirannya kotor duluan, ya melihatnya akan kotor," jelasnya.
Di sisi lain pemilik tinggi 161cm dan berat 47kg itu pun menyampaikan kritik. Setiap aktris hendaknya tak hanya mengandalkan kemolekan tubuh, tapi harus didukung pula dengan kualitas akting.

"Penampilan fisik itu kan nilai plus. Tapi yang pasti kualitas akting juga harus bagus. Jangan hanya mengandalkan tampang doang. Makanya aku sendiri terus latihan biar makin meningkat," katanya antusias.
Meski tak masalah untuk tampil seksi dalam sebuah film, Ocha tetap punya batasan sendiri. Ia enggan jika harus melakoni adegan telanjang. "Pakai bikini sih oke, asal jangan telanjang. Bagaimana pun kita harus menghargai adat ketimuran," tandasnya.
(bar/hkm)