Citra pengamen kerap dianggap sebelah mata oleh banyak orang karena mengganggu ketertiban umum. Imbasnya, para musisi jalanan tak jarang mengalami diskriminasi.
Berangkat dari sepenggal fenomena tersebut, Andi Malewa memiliki cita-cita untuk membawa musisi jalanan naik kelas melalui Institut Musik Jalanan (IMJ) yang didirikan pada 2014 lalu.
"Musisi jalanan itu adalah profesi, persoalan kami ada di jalanan ya karena kami tidak punya ruang. Kenapa ada temen-temen di lampu merah, karena mungkin kami kesulitan mengakses taman, kami kesulitan untuk mengakses area wisata, kami kesulitan untuk mengakses ruang publik," kata Andi kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Andi mengatakan, untuk membantu musisi jalanan naik kelas, IMJ melakukan tata kelola terhadap profesi tersebut. Salah satu realisasinya melalui penerbitan lisensi musisi jalanan dan memberikan akses untuk tampil di ruang publik.
Lisensi tersebut bisa didapatkan anggota IMJ yang lolos proses kurasi. IMJ mula-mula akan mengadakan audisi dan wawancara kepada kandidat, dan bagi yang lolos akan mendapatkan rekomendasi dari Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk mendapat lisensi.
"Anggota IMJ tidak mungkin lagi ketangkap (aparat), karena mereka sudah tidak ada yang main lagi di zona-zona merah. Baru boleh dibilang IMJ ketika mereka itu main misalnya, sudah dapat lisensi dan dapat akses di ruang publik. Sepanjang mereka belum dapat itu, kami belum mengizinkan, 'Kamu harus ikut pembinaan sampai kamu sesuai dengan standar yang diinginkan pihak pengelola ruang publik'," ujarnya.
Adapun pembinaan yang dilakukan oleh IMJ berupa kelas musik dan karakter. Semuanya pembinaan tersebut dilakukan dengan pendekatan layaknya saudara.
"Sebenarnya di sini, seperti saudara saja," jelasnya.
Meski demikian, membina anggota IMJ untuk menjadi musisi berkelas juga punya tantangannya sendiri. Tak mudah untuk mengubah cara berpikir para musisi jalanan agar meningkatkan kualitas bermusiknya. Menurut Andi, semua tergantung pribadi sang musisi.
"Ada yang bebal banget, ada juga yang satu bulan dia sudah mengerti apa maksud dan tujuan Institut Musik Jalanan, dan dia mau berupaya untuk 'naik kelas'," jelasnya.
Secara keanggotaan, saat ini, musisi jalanan yang terdaftar di IMJ sudah mencapai 3.000 orang dan mendapatkan lisensi sebanyak 400 orang tersebar di sejumlah kota di Indonesia.
"Kami ingin seperti di luar negeri, profesi street musician itu dihargai, mereka punya ruang yang proper, mereka berkesenian bukan karena orang ingin mengusir," tutupnya.
Simak Video "Video: Sekelompok Pengamen Serang Bus Primajasa di Tangerang, Polisi Selidiki"
(prf/ega)