Tiga pemuda dengan berlatar belakang berbeda, Ciang Pek (Tora Sudiro), Sugeng (Indra Birowo), dan Ujang (Vincent Club 80's) bersahabat dan mempunyai mimpi yang sama yaitu ingin menjadi bintang film. Ciang Pek adalah pewaris perguruan kungfu yang harus memutar otak karena harus membayar hutang Engkongnya yang telah tiada. Kalau tidak bisa bayar, ia harus merelakan perguruannya pindah tangan ke gembong Mafia, Munar Sapawi (Tino Sarunggalo).
Ciang Pek tidak sendiri, ia dibantu oleh Ujang dan Sugeng. Ujang mengajak Ciang Pek untuk menculik artis bernama Katrina dan minta tebusan. Bukan sekedar ingin membantu Ciang Pek, di balik rencana itu, Ujang ternyata fans berat Katrina.
Lain hal dengan motif Sugeng membantu Ciang Pek. Ia dicerai istrinya lantaran ketahuan sebagai pengangguran. Sugeng frustasi. Ditambah ramalan seorang tetua wushu kalau dirinya akan menemui ajal dalam tujuh hari. Merasa dirinya harus menjadi orang yang dibanggakan di akhir hayat, Sugeng pun membantu Ciang Pek untuk menyelamatkan perguruan kungfunya.
Rencana penculikan dimulai. Saat acara jumpa pers film terbaru Katrina, mereka mematikan lampu gedung dan menculik Katrina. Namun rencana itu gagal total, bukannya Katrina yang diculik, mereka malah membawa Fatima (Cut Mini). Mereka pun tak mempersoalkan, dan langsung meminta tebusan ke produser, Star Joni (Robby Tumewu). Karena Fatima dianggap artis tua yang tak laku, Star Joni menolak tebusan mereka, dan membiarkan Fatima disekap.
Mendengar penolakan Star Joni, Fatima tersinggung dan merencanakan sesuatu dengan tiga pemuda itu. Fatima memanfaatkan penculikan dirinya untuk menaikkan pamornya. Ia menduga penculikannya akan diliput oleh seluruh infotainment.
Unsur komedi dewasa, masih dianggap menjual. Begitu pula dengan film garapan Rako Prijanto ini. Namun tema cerita yang diangkat pantas dicungkan jempol. Rako melalui 'Tri Mas Getir' banyak menyoroti persoalan di dunia keartisan, dimulai dari masalah popularitas sampai masalah hukum. Semua diberi porsi sindiran yang sama rata, misal saja sindiran artis yang haus akan popularitas.
Meski cukup banyak menyindir, untungnya sindiran tersebut dikemas dengan ringan. Jadi bersiaplah untuk tertawa, dan jangan merasa tersindir yah! (eny/eny)