Review Pain Hustlers: Ketika Keserakahan Menguasai Segalanya

Candra Aditya - detikHot
Sabtu, 04 Nov 2023 21:31 WIB
Pain Hustlers (Foto: Netflix)
Jakarta -

Liza (Emily Blunt) adalah seorang single mother yang berusaha melakukan segalanya demi putrinya, Phoebe (Chloe Coleman). Liza rela menjadi penari eksotis (kalau kita mau menghindari sebutan stripper) demi menjadi orang tua yang baik. Phoebe kebetulan juga mempunyai penyakit serius yang menyebabkan dia seizure sewaktu-waktu. Dari sini penonton pasti tahu bahwa Liza butuh lebih dari sekedar uang tips untuk menyembuhkan anaknya. Masuklah Pete Brenner (Chris Evans).

Pete Brenner sesuai dengan namanya yang gagah. Mengenakan setelan yang terlihat baru keluar dari bungkusnya, rapi dan luar biasa well-fitted, Pete bercengkerama sekilas dengan Liza. Pete secara kasual menawarkan pekerjaan yang mampu menggajinya sampai seratus ribu dollar per tahun. Siapa yang tidak langsung lapar dengan tawaran ini? Satu yang Pete belum tahu adalah kemampuan Liza untuk meyakinkan orang, sebuah resep yang sangat dibutuhkan perusahaannya, Zanna. Dengan ini petualangan yang mempertaruhkan nyawa orang lain pun dimulai.

Kalau ada satu hal yang bisa membuat Pain Hustlers begitu menarik untuk dilihat dari awal sampai akhir adalah nama Emily Blunt. Blunt mungkin adalah salah satu species terakhir dari Hollywood yang bisa melakukan semuanya. Dia bisa melangkah di genre horor dengan mudah (A Quiet Place), film musikal dengan nyaman (Into The Woods, Mary Poppins Returns), komedi (The Devil Wears Prada, The Five Year Engagement), action thriller (Sicario) sampai blockbuster (Jungle Cruise). Tidak ada materi yang tidak bisa dimainkan oleh Emily Blunt dan Pain Hustlers beruntung mempunyai dirinya sebagai komandannya. Tapi ternyata memiliki Emily Blunt sebagai komandan tidak cukup. Pain Hustlers nyatanya kurang percaya diri untuk mengetahui dia mau menjadi apa.

Diadaptasi dari buku Evan Hughes, Wells Tower secara teknis berhasil membuat blue print yang cukup menarik untuk diikuti David Yates sebagai sutradara. Cause and effect-nya jelas, motivasi semua karakternya juga jelas. Bahkan berubahnya sikap Liza setelah dia mengetahui bahwa obat yang dia paksa semua dokter untuk resepkan ke pasien mereka ternyata berdampak buruk, terasa cukup meyakinkan (sekali lagi berkat Emily Blunt). Yang membuat Pain Hustlers kurang nendang pada akhirnya adalah bagaimana David Yates menerjemahkan skrip ini.

Kalau Anda seorang pecinta film, nama David Yates jelas bukan nama yang asing. Ia mengerjakan separuh film Harry Potter dan semua jilid Fantastic Beasts. Orang mungkin tidak akan membahas soal adaptasi Tarzan dari Warner Bros. tapi ialah yang mengerjakan film tersebut. Menggunakan teknik yang mirip dengan I, Tonya, Pain Hustlers ternyata tidak seseru yang ia janjikan. Padahal dengan nama-nama seperti Emily Blunt, Chris Evans dan juga Catherine O'hara, saya mengira Pain Hustlers tidak akan malu-malu untuk mengajak penonton tertawa sambil menangis. Tapi ternyata tidak.

Pain Hustlers juga bukan Scorsese yang menggunakan hingar bingar kehidupan tokoh utamanya dalam The Wolf of Wall Street untuk semakin menegaskan kerakusan karakter utamanya. Ia juga bukan Soderbergh yang sungguh percaya diri dalam menggambarkan karakternya. Yates dalam Pain Hustlers seperti menahan diri.

Meskipun begitu, sebagai sebuah drama tentang ketamakan manusia, Pain Hustlers tetap menjadi tontonan yang asyik. Dibandingkan dengan film-film original Netflix yang kosong melompong tanpa isi (The Gray Man, Red Notice), Pain Hustlers setidaknya mempunyai sesuatu untuk disampaikan. Kalau Anda menyukai film-film seperti Hustlers atau serial Dopesick, film ini bisa dijadikan alternatif. Dan sekali lagi, siapa yang bisa menolak pesona Emily Blunt?

Pain Hustlers dapat disaksikan di Netflix.

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.



Simak Video "Chelsea Islan Ingin Akting di Genre Thriller dan Komedi Romantis Seusai Tamatkan 'Tira'"

(dar/dar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork