'The Da Vinci Code' : Tak Seheboh Kontroversinya
Kamis, 18 Mei 2006 16:02 WIB

Jakarta - Sama seperti dalam novelnya, 'The Da Vinci Code' dibuka dengan adegan pembunuhan terhadap kurator terkenal Jacques Sauniere di museum Louvre, Prancis.Beranjak dari tewasnya Sauniere, penonton diajak berkenalan dengan tokoh cerita secara marathon. Kapten Polisi Bezu Fache (Jean Reno), Robert Langdon (Tom Hanks) profesor ahli simbologi Harvard, Sophie Neveu (Audrey Tautou) polisi wanita Prancis yang juga cucu Sauniere.Fache kemudian menggiring Langdon ke Louvre untuk membuktikan bahwa ia lah pembunuh Sauniere. Sadar bahwa dirinya berada dalam bahaya, dengan bantuan Sophie keduanya lantas berusaha memecahkan misteri di balik pembunuhan Sauniere.Sauniere meninggalkan jejak berupa teka-teki dan sejumlah kode pada lukisan-lukisan karya Leonardo Da Vinci di Louvre. Sophie dan Langdon pun memecahkannya semudah menjentikkan jari. Selidik punya selidik ternyata Sauniere adalah salah satu dari empat anggota Biarawan Sion, kelompok yang telah ribuan tahun menjaga rahasia yang bisa mengubah cara pandang orang tentang ajaran Kristiani. Bertindak sebagai lawan mereka adalah Dewan Bayangan, yang terdiri dari sejumlah Uskup terkenal diantaranya adalah Uskup Aringarosa (Alfred Molina). Uskup Aringarosa merupakan atasan Silas (Paul Bettany), biarawan yang ditugasinya membunuh keempat anggota Biarawan Sion -termasuk Sauniere-.Sementara Langdon dan Sophie berusaha memecahkan sejumlah kode yang ditinggalkan Sauniere, polisi dan Silas pun terus memburu mereka. Di tengah perjalanan mereka mendapat bantuan dari kawan lama Langdon, Sir Leigh Teabing (Ian McKellen). Leigh lah yang menceritakan kembali sejarah Biarawan Sion dan misteri-misteri di balik kelompok ini.Apa sebenarnya hubungan Leonardo Da Vinci, Sauniere, Sophie, dan misteri religius di balik semuanya? Tonton saja 'The Da Vinci Code'. Lewat 'The Da Vinci Code', sutradara ternama Ron Howard berusaha mengulang kesuksesan Dan Brown menggiring pembaca novelnya dalam petualangan mencekam berbau religius. Anda akan disuguhi aksi kejar-kejaran antara Robert Langdon, Sophie Neveu melawan Silas dan kelompok Dewan Bayangannya. Sayang agaknya, film ini kurang mencekam jika dibandingkan novelnya. Sulit mungkin menerjemahkan novel beratus-ratus halaman ke dalam sebuah film yang durasinya hanya 2,5 jam.Jika di banyak negara, film ini banyak diprotes hingga tak boleh ditayangkan atau disensor habis-habisan lain halnya dengan di Indonesia. Sepertinya, film ini tak mengalami sensor maupun protes yang berarti.Namun sayang, kala dialog para tokoh dalam film sensasional ini bicara soal Yesus, dan ajaran Kristiani tiba-tiba saja teks bahasa Indonesia yang biasanya muncul lenyap begitu saja. Jadi siap-siap pasang telinga dengan baik untuk memecahkan 'The Da Vinci Code' yang bisa anda saksikan mulai Jumat, 19 Mei 2006. (dit/)