Love and Monsters adalah sebuah kejutan. Dengan premis yang begitu sederhana film ini sekilas akan berakhir menjadi film-film cetek lainnya yang akan segera dilupakan. Tapi ternyata yang terjadi adalah sebaliknya.
Love and Monsters tidak hanya menjadi sebuah tontonan yang menyenangkan tapi ia juga meninggalkan sensasi yang menyenangkan yang membuat saya ingin melihat apa yang terjadi dengan karakter-karakter di film ini setelah filmnya berakhir.
Dalam Love and Monsters, Dylan O'Brien berperan sebagai Joel Dawson. Menurut penuturannya, Bumi tak lagi sama seperti dulu. Setelah sebuah asteroid meluncur ke Bumi, dunia langsung berubah. Efek kimia yang dihasilkan dari jatuhnya asteroid tersebut merubah hewan-hewan untuk bermutasi menjadi monster.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menjadi buas, segede raksasa dan tentu saja membunuhi manusia-manusia yang ada di sekitar mereka. Banyak korban jiwa dan sisanya bersembunyi di bunker, membentuk koloni dan bertahan hidup dengan resource yang tersisa.
Seperti anak muda pada umumnya Joel jatuh cinta. Cintanya adalah Aimee (Jessica Henwick). Mereka berpisah ketika monster-monster mulai menyerang. Meskipun mereka terpisah jauh karena mereka tinggal di koloni yang berbeda, Joel dan Aimee tetap saling bertukar kabar. Yang membuat Joel agak sedih adalah karena di koloni, dia adalah satu-satunya jomblo.
Kemudian suatu hari Aimee melaporkan bahwa ada serangan di koloninya. Joel yang tidak rela Aimee kenapa-napa, langsung memutuskan untuk naik ke daratan dan menemui Aimee. Keputusan ini tentu saja membuat para penghuni koloni lainnya tertawa. Joel adalah cowok paling cupu yang pernah ada.
![]() |
Bagaimana bisa dia melawan para monster yang melawannya di luar sana? Tapi demi cinta, apapun Joel lakukan. Dan berangkatlah ia ke luar dan dimulailah sebuah petualangan yang tak terlupakan.
Hal paling keren dalam Love and Monsters adalah kesederhanaannya. Menjelaskan film ini kepada orang yang belum menonton hal yang paling mudah. Ini tentang cowok cupu yang harus mengejar cintanya di dunia yang penuh dengan monster seram. Ini adalah sebuah road movie dengan monster yang ganas.
Tapi ternyata dengan kesederhanaan itu penulis skrip Brian Duffield dan Matthew Robinson berhasil meramu sebuah film remaja yang tidak hanya menggemaskan tapi juga seru, menegangkan, kocak dan tak jarang, menyentuh.
Tentu saja plot Love and Monsters sama sekali tidak original. Tapi Duffield dan Robinson berhasil membuat perjalanan Joel terasa fresh. Resepnya? World building yang meyakinkan dan rekaan monster yang terasa fresh tapi juga menyeramkan. Dunia dalam Love and Monsters terasa sangat meyakinkan.
Bahaya yang dirasakan oleh karakter-karakternya terasa real dan monster-monster yang mereka buat benar-benar meyakinkan. Setelah berhasil membuat sebuah dunia yang meyakinkan, mereka berdua kemudian menambahkan sisi emosional yang cukup untuk membuat perjalanan Joel tidak hanya memuaskan sebagai character development Joel dari cowok menjadi pria dewasa tapi juga menyentuh secara emosi.
Duffield dan Robinson dengan cerdik menambahkan karakter anjing bernama Boy dan dua survivor bernama Clyde (Michael Rooker) dan Minnow (Ariana Greenblatt).
Dengan skrip yang lumayan meyakinkan, sutradara Michael Matthews mendapatkan tanggung jawab untuk memvisualisasikan skrip ini menjadi sebuah tontonan yang asyik. Dan dia tidak mengecewakan.
Caranya membangun dia sangat asyik dan efektif. Penggunaan flashback-nya sungguh efektif. Visual efek yang ditampilkan pas. Dan yang terpenting, semua emosi tersampaikan dengan begitu baik. Matthews tidak hanya berhasil mengarahkan Dylan OΓBrien untuk menjadi komandan utama film ini tapi ia juga bisa meramu adegan aksi yang bikin deg-degan.
![]() |
Adegan-adegan Joel melawan para monster yang mengejarnya tidak ada yang jelek. Semuanya thrilling. Dan ketika Matthews mendapatkan kesempatan untuk membuat penonton merasakan emosi, dia tidak menyia-nyiakannya. Lihat saja bagaimana Matthews membangun chemistry antara Joel dan anjingnya, Boy.
Atau bagaimana Matthews membuat adegan Joel bertemu dengan robot bernama Mav1s menjadi salah satu adegan paling mengharukan sepanjang film.
Dengan ending yang apik dan durasi yang sangat bersahabat (hanya 109 menit), Love and Monsters adalah sebuah petualangan yang Anda harus saksikan. Semuanya ada disini. Film ini menawarkan percintaan, persahabatan, petualangan dan semuanya dibungkus dalam sebuah film remaja yang seru lengkap dengan monster dan anjing yang lucu.
Jika Anda mencari tontonan asyik untuk menghabiskan akhir pekan Anda, Love and Monsters adalah jawabannya.
Love and Monsters dapat disaksikan di Netflix
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
(doc/doc)