Memoirs of a Geisha: Geisha Mengejar Cinta
Senin, 09 Jan 2006 14:03 WIB

Jakarta - Tak ada dibenak Chiyo dirinya akan menjadi Geisha. Selain karena bukan keturunan, dia hanya seorang anak dari sebuah desa nelayan miskin. Hidupnya hanya bergantung pada nasib.Kemiskinan memaksa ayahnya menjual Chiyo dan kakak perempuannya pada sebuah geisha di distrik Gion, Kyoto. Walau tak terima, apalagi dia dipisahkan dari kakaknya, dia terpaksa belajar menjadi geisha.Kerinduan pada kakaknya memaksanya kabur dari rumah geisha. Namun rencana tersebut gagal total karena ulah Geisha Hatsumomo (Gong Li). Pemanfaatan sekaligus pengkhianatan membuatnya tak bisa lagi melihat kakak perempuannya itu. Sialnya lagi, dia harus membayar utangnya pada 'Bunda' (pemilik rumah geisha yang menampungnya) dengan menjadi pesuruh geisha.Hidup Chiyo berubah sejak bertemu pria baik hati yang membuatnya kembali tersenyum. Pertemuan pertama dengan pria yang disebut-sebut 'Pak Ketua' (Ken Watanabe) memberi kesan pada Chiyo kecil. Sejak itu, dia memiliki semangat menjadi geisha hanya agar bisa mendekati pria yang telah memberinya sapu tangan itu.Keinginan itu baru bisa terwujud ketika Chiyo kecil mulai beranjak dewasa. Berkat campur tangan Mamahe, geisha ternama di Kyoto, dia mulai menjadi maiko (geisha pendatang baru). Selama enam bulan, Chiyo berhasil mempelajari ajian wanita penghibur Jepang yang harusnya ditempuh bertahun-tahun. Misalnya cara berdandan, menari, melayani pria dan lain-lain. Berkat keinginan yang menggebu, pelan-pelan dia mulai menjadi geisha terpandang di Kyoto. Cita-citanya agar selalu berdekatan dengan 'Pak Ketua' pun makin terbentang lebar.Memoirs of a Geisha ramuan sutradara Rob Marshall merupakan penggambaran dari novel berjudul sama karya Arthur Golden. Jika di Jepang novel ini kurang laris, di AS sukses gemilang.Berlatar belakang tahun 1920 hingga 1940-an, Rob yang sukses mengantarkan 'Chicago' memborong Oscar cukup baik menggambarkan kondisi Jepang kala itu. Maklum, selain di California, lokasi syuting juga dilakukan di Kyoto, Jepang. Jika kebanyakan geisha berusaha menarik perhatian para orang terpandang dengan pelayanan serta kecantikannya, di sini Rob lebih memfokuskan pada seorang geisha yang berusaha mendapatkan cintanya. Dilema ketika rasa berbenturan dengan larangan umum geisha, dilarang jatuh cinta."Geisha bukan pelacur, bukan juga istri. Kita berada di antara mereka. Hidup di dunia maya dan menjadi istri di kala senja." Begitu salah satu bunyi pelajaran dari Mamahe pada Sayuri. Bisa dimaklumi kemudian bila adegan seks di film ini minim.Michelle Yeoh, Zang Ziyi, Gong Li cukup baik memerankan peran Geisha Jepang. Hanya sayang, wajah mereka yang khas Cina cukup mengusik komentar jahil bagi orang Asia yang mengetahui perbedaan wajah Cina dan Jepang. "Maklum, orang Amerika lihat wajah oriental sama saja." Bagi pecinta film yang berbau ketegangan, tidak disarankan menyaksikan film ini. Jalan cerita yang datar bisa menghasilkan kebosanan. Tapi sebaliknya, bagi pecinta kisah drama romantis, perjuangan Sayuri mencari cintanya dengan menjual kecantikan bisa mengharukan. (ana/)