Parasite: Rasanya Seperti Hipnotis

ADVERTISEMENT

Parasite: Rasanya Seperti Hipnotis

Candra Aditya - detikHot
Sabtu, 29 Jun 2019 11:33 WIB
Foto: ist
Jakarta - Parasite bukanlah film yang mudah untuk dibuat. Meskipun tidak ada visual efek menggelegar seperti kebanyakan blockbuster Hollywood atau scope-nya tidak seperti film-filmnya James Cameron, tapi film ini adalah salah satu jenis film yang mungkin hanya Bong Joon-ho saja yang bisa membuatnya.

Fakta bahwa ia menjadi penerima Palme d'Or dari Korea Selatan (dan Korea Selatan adalah gudangnya filmmaker-filmmaker cadas) menasbihkan gelarnya sebagai salah satu pembuat film terbaik.

Cara terbaik menikmati Parasite adalah dengan langsung membeli tiketnya dan menonton filmnya. Biarkan ketidaktahuan Anda menjadi senjata Anda. Dan Anda akan larut ke dalam cerita yang dibuat oleh Bong Joon-ho dan Han Jin-won. Anda akan mengapresiasi setiap menitnya.

Setiap kejutan yang Anda alami akan membuat pengalaman menonton Anda menjadi dua juta kali lebih nikmat. Dan ketika Anda sampai di ujung, Anda tidak akan tahu bagaimana cara mendeskripsikan apa yang baru saja Anda tonton.

[Gambas:Video 20detik]

Parasite: Rasanya Seperti HipnotisFoto: ist


Sinopsis singkat Parasite adalah ini: Kim Ki Taek (Song Kang-ho) tinggal di sebuah rumah sempit bawah tanah bersama istrinya, Choong Sook (Jang Hye-jin) dan kedua anaknya, Ki-woo (Cho Woo-shik) dan Ki-heong (Park So-Dam). Mereka bertahan hidup dengan melipat kotak pizza.

Suatu hari teman Ki-woo menawarkan pekerjaan untuk menjadi guru les bahasa Inggris sebuah keluarga kaya raya. Ki-woo awalnya ragu. Ketika dia menerima pekerjaan ini, keluarga ini langsung mengalami petualangan yang Anda tak akan pernah pikirkan sebelumnya.

Seperti halnya film-film Bong Joon-ho yang lain, Parasite tidak bisa dimasukkan ke dalam satu kategori kotak genre. Memories of Murder bukan sekedar film misteri. Ceritanya memang tentang sekelompok polisi yang menginvestigasi tentang pembunuh berantai yang mengincar perempuan tapi jika Anda sudah menonton filmnya, Anda tahu bahwa film ini lebih dari sekedar itu. Ada humor di dalamnya.



Ada drama di dalamnya. Begitu juga dengan The Host. Di tangan sutradara lain, The Host mungkin akan berakhir menjadi film monster biasa. Di tangan Bong Joon-ho, The Host menjadi sebuah petualangan yang mencekam, drama keluarga yang kuat. Bahkan di tengah ketegangan yang tiada habisnya, Bong Joon-ho tetap bisa memasukkan humor yang akan membuat Anda tertawa terbahak-bahak.

Hal ini terjadi di karya-karyanya selanjutnya. Mother, Snowpiercer bahkan Okja susah untuk dimasukkan ke dalam satu genre. Mother adalah sebuah drama bergabung dengan misteri dengan bumbu tragedi yang membuat banyak penonton menitikkan air mata. Snowpiercer adalah sebuah science-fiction dengan taburan action yang akhirnya justru menjadi sebuah drama dengan social commentary yang kuat.

Okja, mungkin entry Bong Joon-ho yang paling lemah diantara filmographynya yang sungguh-sungguh mengesankan, tetap uplifting. Rasanya seperti menonton film action, science fiction, film persahabatan ala Spielber ela 80-an dan thriller. Dan lagi-lagi filmnya disusupi dengan social commentary yang kuat. Setelah menonton Okja, saya yakin Anda akan berpikir dua kali untuk memakan daging.

Parasite bukan pengecualian. Menurut Bong Joon-ho sendiri, film ini adalah tragicomedy. Dan setelah menontonnya, bahkan istilah tersebut belum bisa menggambarkan 100 persen apa yang saya tonton. Film ini sungguh lucu sampai akhirnya tawa itu menghilang. Film ini sangat menyentuh sampai tangis tersebut menghilang. Film ini sungguh menyeramkan sampai ketegangan tersebut menguap. Dan semua elemen tersebut bergabung dengan halus tanpa membuat Anda kaget sama sekali. Di sinilah Anda akan tersadar betapa masterfulnya seorang Bong Joon-ho.

Tidak banyak sutradara yang bisa melakukan apa yang dilakukan Bong Joon-ho di film ini. Dia bisa menggabungkan berbagai macam rasa, berbagai macam genre dalam satu film tanpa membuatnya menjadi aneh atau mengalienasi penonton. Kita benar-benar diajak menyelami petualangan keluarga Kim Kit-taek dengan begitu presisi, dengan begitu hati-hati sehingga kita tidak menyadari ketika bus yang sedang kita naiki berubah haluan. Tahu-tahu Anda akan mencengkeram kursi bioskop karena Parasite berubah menjadi thriller. Atau mata Anda akan berkaca-kaca ketika film ini berubah menjadi sebuah drama yang sangat menyentuh.

Dan Bong Joon-ho melakukan ini semua dengan social commentary yang kuat. Anda akan melihat jelas apa yang dia sedang dia ceritakan mengenai social class dan mungkin capitalism ketika menonton film ini. Bong Joon-ho tidak pernah ceramah. Pesan yang ia masukkan begitu halus, begitu subtle tapi masuk ke dalam kepala Anda dengan mudah.

Sudah menjadi kekhas-an Bong Joon-ho untuk membuat plot yang terasa out-of-the-box tapi tetap terasa grounded. Apa yang terjadi di Parasite mungkin terasa other-worldly dan absurd tapi semuanya tetap terasa masuk akal. Ini karena Bong Joon-ho bersama Han Jin-won menulis Parasite dengan karakterisasi karakter yang kuat.

Tidak ada satu pun action yang dilakukan karakter-karakternya yang keluar jalur dari kepribadian mereka. Semua aksi disebabkan karena reaksi. Dan ini membuat Parasite sungguh mencengangkan.

Song Kang-ho, Jang Hye-jin, Choi Woo-shik, Park So-dam, Lee Sun-kyun, Cho Yeo-jeong, Jung Ji-so dan Jung Hyun-joon mengisi Parasite dengan kualitas akting yang prima. Ini adalah ensemble cast terbaik. Semuanya bermain dengan rapi, tidak ada yang lebih menonjol dari yang lain. Hasilnya adalah sebuah rangkaian adegan yang terasa begitu nyata karena mereka semua saling merespon satu sama lain dengan baik.

Untuk membuat Parasite menjadi, mungkin, film terbaik tahun ini, Bong Joon-ho juga mempersembahkan film ini dengan presentasi teknis terbaik. Visual yang disajikan oleh sinematografer Hong Kyung-pyo adalah salah satu yang terbaik dari yang pernah ada. Gerakan kameranya seperti tarian balet yang sangat presisi. Tempo film ini sangat pas.

Dengan durasi 132 menit, tidak ada pun satu menit yang membosankan. Editor Yan Jin-mo benar-benar mempersembahkan Parasite dengan ritme yang sangat tertata. Dan musik Jung Jae-il akan membuat Anda terlena. Ia bertanggung jawab untuk membuat suasana seram menjadi seperti mimpi buruk.

Beruntunglah kita bisa menyaksikan Parasite di bioskop. Film ini akan menunjukkan kepada Anda dan juga saya sebagai pecinta film bagaimana rasanya menonton sebuah film yang bagus. Bagaimana rasanya menonton film yang pembuatnya tahu benar apa yang sedang ia buat. Menyaksikan Parasite seperti sedang menyaksikan aksi sulap terbaik yang pernah ada. Beli tiketnya, masuklah ke dalam bioskop da bersiaplah untuk dihipnotis oleh seorang maestro.

Parasite tayang di jaringan CGV dan Cinemaxx
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.






Simak Video "Arbani Yasiz Tak Bangga Punya Banyak Fans Wanita"
[Gambas:Video 20detik]
(kmb/kmb)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT