'Laundry Show' yang Bukan Cuma Cuci Baju

'Laundry Show' yang Bukan Cuma Cuci Baju

Silvia Galikano - detikHot
Selasa, 12 Feb 2019 13:31 WIB
Foto: (dok. Film Laundry Show)
Jakarta -

Datang sudah paling pagi, saat lantai kantor sedang dipel office boy, pekerjaan beres, hubungan dengan rekan kerja baik, tetap saja nama Uki (Boy William) terlewat saat ada promosi. Bosnya (Ferry Salim) di kantor periklanan ini seakan lupa punya karyawan bernama Uki.

Kesabarannya habis ketika ide dan presentasi tentang satu brand yang sudah dia siapkan berhari-hari, dicuri rekan kerjanya. Si bos memberi waktu beberapa jam bagi Uki menyiapkan ide dan presentasi baru.

Begitu waktunya untuk presentasi, bukan ide baru yang Uki sodorkan, melainkan surat pengunduran diri. Dia merasa sudah cukup jadi karyawan. Kini saatnya mandiri, tidak bekerja pada orang lain, kalau bisa malah menggaji orang lain.

'Laundry Show' yang Bukan Cuma Cuci BajuFoto: (dok. Film Laundry Show)



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uki, yang bukan berasal dari keluarga Tionghoa kaya ingin memulai usaha laundry atau jasa cuci, bidang yang akrab dengannya sejak dia kecil. Setelah ayahnya meninggal, mamanya jadi tukang cuci untuk tetangga-tetangga dekat. Karenanya sekarang Uki sangat paham cara menghilangkan noda paling bandel sekalipun.

Uki menjual mobil satu-satunya untuk modal membeli mesin cuci rumahan bekas, membeli sabun cuci, menyewa ruko, menggaji karyawan, promosi, membeli sepeda motor bekas untuk layanan antar, dan membeli skuter bekas untuk mobilitasnya pengganti mobil.

Beralih dari karyawan menjadi pengusaha tak semudah yang dibayangkan. Selain operasional laundry, dia harus berurusan dengan karyawan yang punya kepribadian antik-antik, bikin kesabarannya hampir habis.

Bagaimana tidak, Tiur (Tissa Biani), yang bertugas di depan menerima pesanan, kalau bicara singkat-singkat saja, tak ada nada ramah sama sekali. Dia pun menghadapi pelanggan sambil tetap memuntir-muntir rambut.

Joni (Erick Estrada) dan Todung (David Saragih) yang sering eyel-eyelan karena jumlah barang tercantum di daftar yang dibuat Joni berbeda ketika dihitung Todung saat hendak dimasukkan ke mesin cuci. Joni menganggap satu set bed cover artinya satu bed cover yang sudah mencakup teman-temannya (satu seprai, dua sarung bantal, dan satu sarung guling).

Dia anggap satu bed cover itu satu item, bukan empat item seperti hitungan Todung. Belum lagi Ujang (Fajar Nugra) yang punya sejuta alasan datang terlambat, dari angkot mogok, angkot nabrak tiang, angkot nabrak warung, warung nabrak angkot....

Ketika usahanya yang diberi nama Laundry Halilintar mulai punya pelanggan tetap, di ruko seberang dibuka juga usaha laundry baru. Mesin-mesin cucinya baru semua, dari Jerman, bukan mesin cuci bekas dari Korea Utara seperti yang dibeli Uki. Karyawannya cantik-cantik, sangat ramah, tidak jutek seperti Tiur.

'Laundry Show' yang Bukan Cuma Cuci BajuFoto: (dok. Film Laundry Show)



Agustina (Gisella Anastasia) nama pemilik laundry baru ini. Dia datang mengendarai mobil mewah. Segera dua laundry itu perang diskon demi merebut dan menpertahankan pelanggan.

Uki dan Agustina saling intai dan saling curiga, bahkan kirim mata-mata. Persaingan pun makin tidak sehat. Namun dari intensnya dua orang ini saling mengamati, tanpa mereka sadari, keduanya saling jatuh cinta.

Selesai menonton 'Laundry Show', penonton bukan hanya pulang membawa gembira, terhibur drama komedi ini, tapi juga tersentil sisi pemikiran yang selama ini mungkin berupaya diingkari.

Tentang bagaimana bersikap gigih adalah keharusan bagi mereka yang memutuskan keluar dari zona nyaman. Bagaimana dari karyawan yang biasa menerima gaji tetap, tiba-tiba memutuskan memulai usaha mandiri tanpa tahu berapa jumlah pendapatan, sedangkan besaran pengeluaran sudah jelas terpampang di depan mata.

'Laundry Show' juga mencontohkan toleransi yang sebenarnya napas hidup masyarakat Indonesia, tapi beberapa tahun terakhir ada yang berupaya mengacaukan dengan tak henti-hentinya menyulut kebencian.

Film yang diadaptasi dari novel The Laundry Show (2012) karya Uki Lukas ini berlatar belakang bulan Ramadan. Saat siang seluruh karyawan Laundry Halilintar bekerja keras, bahkan hampir tiap hari ada saja yang berantem, menjelang magrib mereka semua berkumpul di meja makan, menunggu saat berbuka puasa. Di antara makanan di meja, ada saja yang hasil urun Uki, yang notabene tidak berpuasa.

Tak sia-sia garapan sutradara Rizki Balki ini diklaim rumah produksinya, Multivision Plus (MVP) Pictures, sebagai film komedi pertama di Indonesia yang mengusung tema laundry. Tak tanggung-tanggung, MVP mengirim seluruh pemain ke sebuah laundry di Depok untuk kursus singkat tentang laundry, seharian dari pagi hingga petang. Mereka belajar dari cara menerima order hingga mengemas pakaian yang sudah bersih. Tak heran jika seluruh adegan tentang laundry tersaji realistis adanya.

Waktu tayangnya juga pas, mulai 7 Februari 2019, atau dua hari setelah Sincia. Jangan pula dilupakan faktor nama Boy William yang masih hangat dibicarakan setelah berhasil mengajak Presiden RI Joko Widodo sebagai bintang tamunya di #NebengBoy. Keseluruhannya membentuk ensemble yang apik.

(doc/doc)

Hide Ads