A Simple Favor: Gone Girl Versi Kocak

Hot Review

A Simple Favor: Gone Girl Versi Kocak

Candra Aditya - detikHot
Jumat, 26 Okt 2018 11:00 WIB
Foto: dok A Simple Favor
Jakarta - Stephanie Smothers (Anna Kendrick) adalah seorang single mother yang berusaha keras mengisi hidupnya yang kesepian dengan berbagai aktivitas. Waktu luangnya ia habiskan untuk menjadi volunteer di sekolah anaknya. Orang-orang tua lain di sekolah anaknya tentu saja gerah melihat keaktifan Stephanie yang membuat orang-orang tua lain terlihat seperti pemalas. Stephanie juga mengisi hari-harinya dengan menjadi vlogger. Meskipun vloggernya justru menjadi bumerang tersendiri karena tidak banyak orang yang menontonnya dan justru jadi bahan bully-an orang-orang.

[Gambas:Video 20detik]


Masuklah Emily Nelson (Blake Lively) ke dalam frame. Dengan balutan jas yang mematikan, di tengah hujan deras, payung di tangan, make-up yang flawless dan stilleto yang lancip, Emily masuk ke dalam dunia Stephanie dengan mantap. Kebetulan kedua anak mereka berteman sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Stephanie dan Emily untuk saling berhubungan.

Stephanie tidak pernah bertemu dengan orang sekeren Emily. Emily memiliki segalanya yang Stephanie tidak punya. Selain bentuk fisik yang sungguh-sungguh menawan, Emily juga tinggal di sebuah rumah yang megah. Jenis rumah yang dengan mudah akan mendapatkan likes yang banyak jika Anda memotretnya dan meng-upload-nya ke Instagram. Belum lagi pekerjaannya yang fancy sebagai PR di sebuah perusahaan besar di New York. Dan tentu saja Emily memiliki sesuatu yang sekarang absen dalam hidup Stephanie: suami yang sangat menawan, Sean (Henry Golding).

Hubungan keduanya langsung akrab karena simbiosis mutualisme yang jelas. Stephanie hidup untuk menyenangkan orang lain sementara kesibukan Emily kadang membuatnya tidak bisa mengurus anaknya. Suatu hari Emily meminta Stephanie untuk menjemput anaknya. Lima hari kemudian Emily tetap belum menampakkan diri. Keadaan mulai menjadi menyeramkan ketika polisi mulai terlibat dan sepertinya Emily dalam bahaya. Ke manakah Emily pergi?

Nama Paul Feig adalah nama yang identik dengan genre komedi. Setelah Bridesmaids membawanya ke level "comic genius", Paul Feig menggarap film-film komedi macam The Heat, Spy dan tentu saja remake Ghostbusters yang bahkan sebelum dirilis sudah dicerca banyak orang. Bahkan dengan Ghostbusters yang tidak sesuai ekspektasi, Anda bisa melihat bahwa Feig adalah sutradara yang tahu bagaimana membuat perut penonton dikocok-kocok. Ia tahu urat-urat kocak yang ada di sebuah film. Jadi ketika dia memutuskan membuat A Simple Favor sebagai film berikutnya, banyak orang meragukan keputusan dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi ternyata keputusan tersebut tidak salah. Di tangan Feig, A Simple Favor tidak hanya bekerja sebagai noir thriller yang asyik untuk disantap tapi juga salah satu komedi paling menyenangkan tahun ini. Diadaptasi dari novel best-sellers karya Darcey Bell, Jessica Sharzer mengisi dialog-dialog A Simple Favor dengan dialog-dialog yang tajam, mematikan tapi luar biasa lucunya. Dialog-dialog tersebut berisi 75 kalimat-kalimat tajam yang keluar dari mulut Emily dan sisanya adalah reaksi Stephanie terhadap kalimat-kalimat tersebut.

Sangat gampang untuk menghakimi A Simple Favor sebagai Gone Girl versi KW. Dan film ini tidak menghindar dari tuduhan itu. Dia justru menggunakannya sebagai daya tarik utama kenapa A Simple Favor harus ditonton. Itulah sebabnya Sharzer berusaha keras untuk mengisi menit-menit A Simple Favor dengan berbagai twist sehingga ketika film sampai pada ending, Anda akan kaget bagaimana bisa film yang bercerita tentang persahabatan dua wanita bisa berakhir seperti itu. A Simple Favor memang bukan film yang sempurna. Beberapa twist yang ada terkesan mengada-ngada dan endingnya tidak sekeren yang kita kira. Tapi kenapa kita harus protes kalau sepanjang film penonton terus dikejutkan dengan berbagai informasi yang sangat out-of-the-box, kita bahkan tidak bisa menebaknya?

Dengan skrip yang lumayan mantap, Feig mengisinya dengan skills yang mumpuni. Meskipun ia besar di genre komedi, ternyata ia tidak gugup saat harus merangkai adegan-adegan serius. Ia bahkan merangkai A Simple Favor dengan visual yang menggiurkan dengan warna-warna pastel dan wardrobe yang akan membuat banyak penonton ngiler. Tapi warna-warna pastel tersebut hanya jebakan karena semakin lama A Simple Favor meluncur, semakin jelas bahwa ini semua ironi. Gemerlap yang ditampilkan A Simple Favor hanyalah casing yang cantik untuk menutupi kebobrokan karakter-karakternya. Tidak ada yang putih dan hitam di sini. Semuanya serba abu-abu. Bahkan Stephanie pun memiliki beberapa mayat busuk di dalam lemarinya. Dan hal itu menjadikan A Simple Favor sebuah thriller yang sangat lezat untuk disantap.

Beruntung sekali Paul Feig mempunyai mata yang tajam untuk mencari aktor-aktor mana yang tepat untuk memerankan karakter-karakter ini. Henry Golding yang semakin bersinar berkat Crazy Rich Asians, digunakan dengan tepat sebagai gula-gula sekaligus suami yang clueless. Sementara itu, peran Stephanie seolah-olah diciptakan untuk karakter ini. Anna Kendrick adalah salah satu aktor yang sangat jago dalam menyeimbangkan momen serius dan komedi. Dia melakukannya dengan begitu mudah seolah-olah semua orang bisa melakukannya. Ekspresinya yang cryptic dan delivery-nya yang kering membuatnya menjadi sangat lucu.

Tapi yang paling mencuri perhatian di film ini adalah Blake Lively. Suka atau tidak, Blake Lively adalah salah satu aktor yang dikutuk oleh penampilan fisiknya yang terlalu sempurna. Dengan postur tubuh yang bagus, rambut pirang menawan dan senyuman yang mematikan, tidak heran jika Hollywood hanya menggunakannya sebagai gula-gula. Seperti perannya sebagai Serena van der Woodsen dalam serial Gossip Girl atau pemanis dalam Green Lantern. Akan tetapi, The Shallows membuktikan bahwa ia lebih dari sekedar gula-gula. Sendirian di tengah laut dan melawan hiu seorang diri, Blake Lively membuktikan bahwa ia mampu untuk menjadi solo heroine. Dalam film ini, Blake Lively tidak hanya bisa membuktikan bahwa ia bisa menjadi lawan Anna Kendrick tapi ia mampu menunjukkan sisi gelapnya. Dan siapa sangka kalau Blake Lively bisa membuat penonton tertawa terbahak-bahak? Dan ia melakukannya dengan barisan wardrobe yang canggih, lengkap dengan tongkat di tangan.

A Simple Favor adalah sebuah thriller menyenangkan yang patut Anda saksikan di layar lebar. Jika Anda suka Gone Girl, kemungkinan besar Anda akan menikmati versi alternatif dari film tersebut. Dengan soundtrack yang kebanyakan diisi lagu-lagu Perancis, A Simple Favor memiliki lebih banyak kepribadian daripada film-film kebanyakan. Film ini mungkin tidak sesempurna yang ia harapkan tapi sungguh sangat melenakan menyaksikan wajah-wajah orang rupawan menyesap martini dengan rahasia gelap di punggung mereka.

Tonton juga 'A Simple Favor: Sisi Lain Paul Feig yang Patut Ditonton' di sini:

[Gambas:Video 20detik]

(nu2/nu2)

Hide Ads