Hereditary: Warisan Mimpi Buruk Yang Menyeramkan

Hereditary: Warisan Mimpi Buruk Yang Menyeramkan

Candra Aditya - detikHot
Sabtu, 30 Jun 2018 14:45 WIB
Foto: imdb.
Jakarta - Hereditary, debut layar lebar sutradara Ari Aster, adalah sebuah gambaran mimpi buruk keluarga mana pun. Ini adalah sebuah film horor yang tidak hanya berani membahas mengenai trauma, rahasia kelam keluarga, kebencian terhadap sesama anggota keluarga dan proses berduka tapi ia juga membungkusnya dengan kejujuran yang begitu tulus sehingga rasanya menyakitkan untuk ditonton. Film ini sama sekali bukan buat mereka yang senang menonton yang indah-indah.

Film ini dibuka dengan kematian seorang nenek. Ia adalah ibu dari Annie Graham (Toni Collette). Dalam pidatonya ia mengatakan bahwa ibunya adalah sosok yang misterius, penyimpan rahasia dan tidak komunikatif. Anda bisa melihat bahwa Annie tidak begitu dekat dengan sang ibu. Dia bahkan mengucapkan bahwa sungguh aneh sekali menyaksikan banyak orang datang berduka untuk ibunya.
Kemudian Anda akan menyaksikan anak Annie, Charlie Graham (Milly Shapiro), menatap mayat sang nenek dengan ekspresi datar sambil makan cokelat. Kemudian bulu kuduk Anda akan berdiri dan bertanya-tanya,

"Keluarga macam apa ini?" Keluarga Graham menyimpan banyak rahasia. Annie adalah seorang seniman pembuat diorama yang lebih sering bekerja di studionya daripada ngobrol sehat dengan kedua anaknya. Dia berusaha keras untuk tidak menjadi seperti ibunya namun apa yang dia lakukan, terutama setelah Anda melihat tingkah lakunya sepanjang film, menunjukkan bahwa buah tidak jatuh dari pohonnya. Charlie mengikuti jejak ibunya. Ia suka membuat "proyek" menggunakan bahan-bahan sekitar, terutama kepala burung yang ia gunting setelah ia mati menabrak kaca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak sulung Annie, Peter Graham (Alex Wolff), sepertinya sadar bahwa ia tinggal dalam sebuah keluarga yang disfungsional. Ia memilih untuk teler sepanjang waktu demi melupakan kenyataan. Satu-satunya yang agak normal di rumah ini adalah suami Annie, Steve Graham (Gabriel Byrne). Namun ia pun akhirnya kewalahan dengan racun yang mengular di dalam rumahnya. Apalagi setelah satu lagi tragedi terjadi di rumahnya. Ia benar-benar tak tahu harus melakukan apa.

Hereditary bekerja seperti sebuah drama yang begitu solid. Ini adalah sebuah gambaran tentang bagaimana orang-orang yang sedang berduka. Tidak pernah ada yang tahu bagaimana cara berduka dengan benar. Dan ketika Annie memilih untuk melakukan ritual demi bisa berkomunikasi dengan arwah, kita tidak bisa menyalahkannya. Dan disinilah Hereditary semakin agresif dalam meneror penonton.

Debut penyutradaraan Ari Aster ini menunjukkan bahwa ia adalah pembuat film yang tahu apa yang sedang ia buat. Setiap adegan dipersembahkan dengan kepercayaan diri yang tinggi. Ini adalah sebuah film horor yang bahkan tanpa adanya jump scares, Anda akan merinding disko. Hereditary tidak tertarik untuk menakut-nakuti Anda dengan penampakan satu dua yang diikuti dengan musik jeng-jeng yang akhirnya membuat Anda lompat. Tidak. Hereditary tertarik untuk merangkul Anda ke tengah-tengah kegelapan.

Film ini sangat muram. Dia merengkuh setiap adegan-adegannya dengan aroma jahat yang sangat kuat. Tidak ada momen yang menyenangkan dalam film ini. Semuanya seperti dikelilingi hawa yang tidak menyenangkan. Semuanya menjadi semakin parah setelah film ini memasuki pertengahan film. Suasananya yang angker akan membuat jantung Anda deg-degan. Yang menarik, sama sekali tidak ada hantu disana. Bahkan ketika karakter-karakternya berkumpul dan melakukan hal normal seperti makan malam bersama, racun-racun tetap beterbangan.

Ari Aster kemudian membungkus ketidaknyamanan itu dengan teknis yang sempurna. Kamera Pawel Pogorzelski bergerak lambat namun pasti. Ia dengan sengaja merekam karakter-karakternya sekecil miniatur yang dibuat oleh Annie. Seakan-akan mereka terjebak dalam dunia kelam yang tidak bisa mereka tinggalkan. Semua ini ditambah dengan blocking yang creepy. Sosok Peter berdiri diam di tengah lorong bisa menjadi alasan kenapa Anda ingin menutup mata.

Kamera Pogorzelski yang sangat sabar itu ditambah dengan musik dari Colin Stetson yang sungguh, sungguh menyeramkan. Gubahan musiknya sungguh mengganggu. Bahkan ketika Aster tidak menunjukkan apa-apa, musiknya mewakili aura jahat yang terus membuntuti semua personil keluarga Graham kemana pun mereka pergi. Dan tunggu sampai Anda mendegar suara orang mendecakkan lidahnya di film ini. Anda akan merinding sendiri.

Kejeniusan Hereditary terletak kepada permainan aktornya. Meskipun konklusi filmnya agak terlalu jelas dan jawaban atas misterinya tidak mencengangkan, Ari Aster bisa menjual semua keseraman itu dengan barisan castnya yang sempurna. Milly Shapiro adalah gadis cilik yang dibutuhkan oleh siapapun. Bahkan tanpa banyak berdialog, Anda bisa merasakan kehadirannya. Alex Wolff sanggup menunjukkan rasa berduka yang dikubur dalam-dalam dalam sorot matanya. Anda bisa merasakan betapa sakit dan sengsaranya menjadi orang seperti Peter. Yang tidak hanya harus mempunyai ibu seperti Annie tapi juga harus menanggung rasa bersalah yang begitu dalam.

Dan tentu saja ada Toni Collette. Disini Anda akan menyaksikan full terror dari Toni Collette. Anda bisa mendengarkan betapa stresnya dia dengan sejarah keluarga yang begitu menyedihkan. Dan Collette menyampaikannya dalam satu monolog panjang. Dalam adegan tersebut, ia harus mereka ulang trauma buruk tersebut sembari menatap wajah-wajah asing yang menatap balik wajahnya. Kemudian film terus berjalan dan karakternya semakin lama semakin melakukan hal-hal irasional dan Collette tetap cemerlang. Setiap racun yang keluar dari mulutnya, terutama ketika adegan makan malam, terasa begitu jujur, nyata dan melelahkan untuk disaksikan. Bahkan ketika Collette berhenti berbicara, matanya tetap berkomunikasi.

Hereditary memang bukan untuk semua orang. Apalagi jika Anda kebiasaan nonton film horor yang harus ada hantunya, harus ada adegan yang bikin loncat dan musiknya harus jeng-jeng-jeng. Tapi jika Anda berani menonton sebuah film yang dengan tangguh mempersembahkan gambaran sebuah keluarga menghadapi trauma, yang kebetulan memang ada unsur supernaturalnya, Hereditary adalah sebuah film yang sungguh-sungguh memuaskan. Dan kadang kala, menyaksikan sebuah tragedi adalah cara terbaik untuk coping dengan racun dalam diri kita.

Hereditary tayang di jaringan CGV dan Cinemaxx

Simak juga video ''Hereditary' Hantarkan Kengerian Berbeda dari Horor Biasa':

[Gambas:Video 20detik]


Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International. (kmb/kmb)

Hide Ads