Berapa banyak film yang dihasilkan Amerika atas kejadian 11 September? Tidak terbatas. Dan sampai sekarang pun, Amerika terus menggali kisah-kisah patriotik tentang kejadian menyedihkan tersebut.
Diproduseri oleh produser kawakan Jerry Bruckheimer dan dibintangi oleh Chris Hemsworth, '12 Strong' adalah sebuah film perang yang mengisahkan 12 orang pemberani yang rela menjaga martabat bangsa dan negara bagaimana pun caranya.
'12 Strong' dibuka tanpa basa-basi. Kita melihat bagaimana teror Al-Qaeda merajalela dan berakhir pada kejadian 11 September. Kapten Mitch Nelson (Chris Hemsworth) sedang cuti ketika dia melihat gambar gedung WTC berasap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kolonel Max Bowers (Rob Riggle dalam edisi super serius) mengatakan bahwa Mitch Nelson tidak akan mungkin dikirim ke Afghanistan. Alasan utamanya karena Nelson tidak mempunyai pengalaman di medan perang.
Nelson tidak bisa berargumen meskipun dia yakin bahwa leadership skills-nya di atas rata-rata. Untungnya ada Hal Spencer (Michael Shannon) yang dengan muka dingin dan mata pembunuhnya bisa meyakinkan bahwa meskipun Nelson tidak berpengalaman bertempur di medan perang namun dia adalah pemimpin yang oke.
Berkat persuasi Spencer, Nelson pun akhirnya dikirim ke Afghanistan. Begitu sampai di Afghanistan, Nelson harus menjelaskan kepada Kolonel John Mulholland (William Fichtner, langganan Bruckheimer) rencananya meringkus Taliban. Nelson sempat membuat Mulholland terperangah ketika ia menjanjikan keselamatan seluruh krunya dan dia akan menyelesaikan misinya dalam tiga minggu.
Melihat kepercayaan diri Nelson yang luar biasa, Mulholland mengiyakan permintaan Nelson. Dan perang pun dimulai. Sebagai sebuah film perang yang fungsinya adalah membakar semangat patriotis para penonton Amerika, '12 Strong' melakukan tugasnya dengan baik.
![]() |
Skrip dari Ted Tally dan Peter Craig—adaptasi dari buku Horse Soldiers karya Doug Stanton—tidak bertele-tele dalam bercerita. Semuanya crystal clear. Motivasi karakternya jelas dan pemnggambaran karakter antagonisnya pun sangat jelas.
Penonton akan terbakar emosinya ketika melihat babak ketiga yang penuh dengan ledakan dan peluru berterbangan kemana-mana. Sebagai film perang yang sangat old-fashion, '12 Strong' berhasil menggambarkan kisah patriotik ke-12 anggota Task Force Dagger dengan paripurna.
Meskipun efek samping dari treatment tersebut Anda harus menyaksikan karakter-karakter karikatur yang sudah Anda saksikan di berbagai film perang yang sudah ada. Dialog-dialog yang cheesy juga tidak membantu martabat '12 Strong' untuk menjadi film perang yang spesial.
Dibandingkan dengan film perang karya Bruckheimer yang lain, seperti 'Black Hawk Down' misalnya, '12 Strong' terasa seperti sebuah mimpi basah bagi setiap pencinta militer Amerika.
Sutradara debutan Nicolai Fuglsig menerjemahkan skrip tersebut dengan suntikan testosteron yang pol-polan. Adegan pertempurannya dibuat gegap gempita dengan berbagai ledakan terjadi setiap lima belas menit sekali. Sound design-nya dibuat bising untuk memompa adrenalin Anda.
Meskipun film ini tidak mempunyai kedalaman cerita dan tidak ada sesuatu yang baru yang bisa diberikan kepada penonton selain karakter-karakter yang heroik, Fuglsig berhasil untuk membuat penonton terus mengikuti perjuangan para pahlawan ini.
![]() |
Salah satu alasan kenapa '12 Strong' cukup enak dinikmati sebagai film hiburan adalah karena pemain-pemainnya cukup komit. Chris Hemsworth cukup berhasil menjadi pemimpin yang bermartabat. Michael Shannon bisa merengkuh hati Anda meskipun karakterisasi karakternya setipis kertas HVS 70 gram.
'12 Strong' bukanlah film yang buruk. Kesalahan film ini adalah film ini terlalu generik. Tapi bagi Anda pecinta film perang, '12 Strong' patut untuk dijajal.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.