Kemudian hari itu, di hari ulang tahunnya, Tree mendapati bahwa dia diundang seseorang misterius untuk ketemuan di sebuah terowongan dekat kampus. Tree datang kesana dan akhirnya dibunuh. Anehnya, Tree tidak meninggal dan bangun keesokan harinya di tempat yang sama, di asrama Carter (Israel Broussard, alumni Sofia Coppola dalam The Bling Ring). Tree yang merasa bahwa apa yang dialaminya hanyalah mimpi, mencoba untuk menjalani hari. Sampai akhirnya ia terbunuh lagi. Dan begitu seterusnya.
Tree sekarang berusaha keras untuk mencari tahu siapa sebenarnya pembunuh yang terobsesi untuk mengakhiri hidupnya. Hanya ada satu cara untuk keluar dari time loop menyebalkan itu dan itu adalah menyelamatkan nyawanya dari si pembunuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditulis oleh Scott Lobdell, sebenarnya tidak ada yang baru dalam Happy Death Day kecuali premis yang begitu menarik. Kita sudah familiar dengan karakter bitchy yang akhirnya belajar dari kesalahannya dan mencoba menjadi manusia yang lebih baik—bahkan Bill Murray melakukan itu dalam Groundhog Day. Meskipun Lobdell kurang bisa memberikan babak ketiga yang rapi, Happy Death Day tetap menyajikan plot yang asyik untuk dinikmati. Karakterisasi karakter utamanya, meskipun generik, tetap meyakinkan penonton untuk menjelajahi hari-harinya.
Christopher B. Landon, sang sutradara, menggambarkan dunia Tree dengan lincah. Ia tahu bagaimana membuat penonton bertahan dengan dunia Tree. Sampai akhir babak kedua, hal-hal yang disorot landon sangatlah menghibur. Adegan-adegan berlebihan yang cenderung norak ternyata justru menjadi daya tarik utama Happy Death Day. Sayangnya, ketika film ini mencoba untuk menjadi lebih serius menjelajahi bagian horornya, Happy Death Day justru tampak konyol. Efek serunya justru jauh lebih berkurang. Skrip Lobdell yang memang lemah di bagian tengahnya, semakin terlihat menganga berkat penyutradaraan Landon yang timpang di bagian akhir.
Untungnya, Landon memiliki Jessica Rothe sebagai pemeran utamanya. Rothe yang sempat menjadi teman Emma Stone dalam La La Land memiliki pesona yang memikat. Dia tampak begitu menikmati untuk menjadi seorang gadis muda serampangan yang seenaknya. Chemistrynya yang effortless dengan lawan-lawan mainnya membuat Happy Death Day menjadi sebuah tontonan horor yang seru. Bagi Anda yang menyukai tontonan penggedor jantung, film ini jelas tidak bisa dilewatkan.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International. (kmb/kmb)