'Before I Fall': Mengulangi Hari Yang Sama Demi Menjadi Lebih Baik

'Before I Fall': Mengulangi Hari Yang Sama Demi Menjadi Lebih Baik

Candra Aditya - detikHot
Sabtu, 20 Mei 2017 14:24 WIB
Before I Fall Foto: IMDB
Jakarta - 'Before I Fall' hadir di tengah-tengah masyarakat ketika tema film remaja kembali digandrungi. Dua serial remaja, 13 Reasons Why dan Riverdale membuktikan bahwa tontonan remaja tak selamanya harus menye. Kadang mereka bisa menyampaikan tema yang cukup berat meskipun karakternya sepenuhnya tumbuh dewasa. Film karya Ry Russo-Young ini juga mencoba melakukan hal yang sama. Apakah Anda akan berubah menjadi manusia yang lebih baik jika Anda melalui hari yang sama terus menerus.

Diadaptasi dari novel best-seller karya Lauren Oliver, 'Before I Fall' memulai film dengan gambar bernuansa gelap dan narasi kelam dari sang tokoh utama. Samantha Kingston (Zoey Deutch, yang sempat mejeng di film Richard Linklater berjudul Everybody Wants Some!!!) adalah seorang gadis remaja kebanyakan: benci sama saudaranya sendiri dan menolak berbicara dengan orang tua.

Hidup Samantha di sekolah diwarnai dengan berjalan dengan gagah berani di kafetaria bersama geng gaulnya: Lindsey (Halston Sage), Ally (Cynthy Wu) dan Elody (Medalion Rahimi). Seperti standar cewek populer, Samantha punya pacar paling gaul dan paling ganteng di sekolah, Rob (Kian Lawley). Hari itu, Samantha berniat melepas keperawanannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain mereka, Samantha punya penggemar bernama Kent (Logan Miller) yang hari itu memberinya bunga mawar dan public enemy bernama Juliet (Elena Kampouris). Malam itu, Samantha bersama teman-temannya untuk bersenang-senang, party mengolok-ngolok Juliet dan berakhir dengan kecelakaan. Ketika Samantha bangun keesokan harinya dan mengulang hari yang sama, Samantha pun panik. Sampai lambat laun dia tersadar bahwa semua ini ada maksudnya.

'Before I Fall', secara sekilas, memang jatuh ke teritori yang terlalu familiar. Film ini seperti mereka ulang Groundhog Day ke dunia remaja. Dunia sang tokoh utamanya pun digambarkan dengan standar: ada geng populer, ada cowok culun, ada cewek yang misunderstood dan cewek aneh yang menjadi sasaran empuk untuk menjadi bahan bully-an. Semuanya pernah kita lihat sebelumnya di film-film remaja yang lain.

Skrip dari Maria Maggenti tidak bertele-tele dan tepat sasaran meskipun terasa formulaic. Yang menarik adalah materi tipis ini dijadikan senjata yang tepat guna oleh sutradara Russo-Young. Ia menggambarkan dunia SMA, terutama dunia para gadis, dengan jujur tanpa pretensi. Seperti visual tone filmnya yang gelap, Russo-Young mencoba untuk menjelaskan motivasi setiap karakter. Kenapa si gadis menjadi jahat? Kenapa si gadis itu menjadi aneh? Kenapa dia harus melepas keperawanannya malam ini?

Dengan visual yang dingin dan warna-warna kelam, Russo-Young berhasil membawa mood penonton ke dalam dunia yang cukup depresif. Tugas berat Russo-Young adalah memilih aktor yang canggih agar dia bisa mengantarkan penonton ke sudut emosional yang ia inginkan.

Untunglah Zoey Deutch mempunyai kharisma dan talenta yang lebih dari cukup untuk membawa 'Before I Fall' ke standar yang lebih tinggi dari film-film remaja kebanyakan. Keberhasilan Deutch tidak hanya dalam mengucapkan dialog namun juga caranya membawa Samantha ke level yang tiga dimensional. Sehingga ketika Samantha paham akan maksud semesta, penonton juga ikut tersenyum.

Tidak bisa dipungkiri bahwa 'Before I Fall' memang ditujukan untuk para remaja, khususnya penggemar novel Lauren Oliver. Tapi bagi Anda pecinta film remaja, film ini tidak boleh dilewatkan. Dengan durasi yang tidak melelahkan, film ini bisa menjadi pengalaman yang cukup menyenangkan bagi Anda di tengah kesibukan Anda.

Candra Aditya
penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta. (dar/dar)

Hide Ads