Baterai ini adalah salah satu tugas Guardians of the Galaxy sebagai imbalan hadiah. Setelah berhasil membunuh si monster dan menyelamatkan baterai, mereka pun segera pergi ke kaum Sovereign yang dipimpin oleh Ratu Ayesha (Elizabeth Debicki) untuk menerima hadiah mereka yang ternyata adalah si Nebula (Karen Gillan). Yang tidak diketahui oleh Peter dan Gamora adalah kenyataan bahwa Rocket mencuri beberapa baterai milik Sovereign yang membuat Ratu Ayesha murka.
Ratu Ayesha pun pergi menemui Yondu (Michael Rooker) untuk menangkap Guardians of the Galaxy. Yondu yang memang matre, segera menerima job ini. Yang dia tidak tahu adalah akan terjadi kudeta dari dalam anggotanya yang membuat rencananya menjadi kompleks. Sementara itu, seorang laki-laki bernama Ego (Kurt Russell) muncul di depan Peter dan menyatakan diri bahwa dia adalah ayahnya. Ketika misteri terungkap, pertempuran hebat pun segera terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini James Gunn kembali lagi duduk sebagai kursi sutradara dan penulis skrip untuk jilid keduanya. Tidak banyak yang dirubah oleh Gunn untuk film ini. Anda akan tetap terhibur dengan berbagai lelucon yang dipertunjukkan oleh Gunn dalam film ini. Gunn tidak hanya ahli dalam memberikan jokes secara verbal namun juga secara visual. Bahkan dalam suasana yang serius, menegangkan atau sedih, Gunn masih sempat untuk membuat suasana menjadi segar. Kadang kala hal ini menjadi bumerang sendiri karena film ini terasa menjadi terlalu bertumpu terhadap lelucon demi lelucon yang muncul di sepanjang film.
Poin plusnya, Guardians of the Galaxy Vol. 2 penuh dengan adegan-adegan spektakuler yang hanya bisa dibuat dengan uang banyak. Visualnya begitu megah. Sinematografer Henry Braham mampu menyuguhkan visual luar angkasa yang begitu digdaya. Ini bisa jadi salah satu film Marvel yang visualnya paling tokcer. Setiap frame terasa begitu gagah perkasa. Visual efeknya begitu prima. Tidak ada satu frame pun yang terlihat standar, semuanya serba mewah.
Sayangnya, Guardians of the Galaxy Vol. 2 tidak memiliki villain yang mumpuni untuk melawan para tokoh protagonisnya. Resolusinya memang menegangkan dan kocak, tapi tokoh villainnya kurang mengesankan. Untungnya, Gunn memberikan suntikan emosi di ending film yang sanggup menyelamatkan film. Dan karena ending ini, Guardians of the Galaxy Vol. 2 menjadi mantap. Saking mantapnya, Anda mungkin bisa berkaca-kaca menyaksikannya.
Di seri kedua para penyelamat galaksi, para cast bermain dengan epik. Semua pemain nampaknya sudah akrab satu sama lain sehingga chemistry mereka begitu kuat. Chris Pratt bisa menjadi gagah dan tolol dengan cepat. Zoe Saldana tetap bisa diandalkan untuk tampil bengis dan rapuh. Dave Bautista dan Bradley Cooper adalah alasan kenapa Anda bisa tertawa puas. Kejutan justru datang dari Michael Rooker yang mampu memberikan hati kepada karakternya yang di film pertamanya hanya tampil sekelabatan. Rooker berhasil membuat penonton menjadi paham tentang karakter Yondu.
Begitu end credits berakhir dan Marvel mengumumkan bahwa orang-orang sinting ini akan kembali di film berikutnya, Anda akan tersadar bahwa yang membuat film ini menarik sebenarnya bukan siapa yang mereka hadapi. Tapi justru kehadiran mereka satu sama lain dan bagaimana mereka mengejek satu sama lain. Gunn berhasil membuat penonton peduli dengan karakter-karakternya. Unsur nostalgia 80-annya masih melekat erat dengan film ini dan itu membuat segalanya menjadi semakin intim. Guardians of the Galaxy Vol. 2 mungkin belum bisa mengalahkan originalitas film pertamanya, tapi setidaknya film ini tidak menjadi sebuah sekuel yang loyo.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta. (tia/tia)